Dark/Light Mode

Cegah Penularan Penyakit

Pemerintah Geber Skrining TBC Di Lapas

Jumat, 21 Maret 2025 07:30 WIB
Pemeriksaan TBC dan layanan kesehatan gratis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten, Rabu (19/3/2025). (Foto: Dok. Kemenkes)
Pemeriksaan TBC dan layanan kesehatan gratis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten, Rabu (19/3/2025). (Foto: Dok. Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penularan tuberkulosis (TBC) di lembaga pemasyarakatan (lapas) jauh lebih tinggi dibandingkan di lingkungan masyarakat umum. Kondisi ini diper­parah oleh penghuni lapas yang melebihi kapasitas.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, risiko penyebaran penyakit ini mening­kat hingga 10 kali lipat di lapas. Untuk menekan angka penularan, Pemerintah mengintensifkan skrining TBC di berbagai lapas.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menegaskan, tahapan awal dalam menangani TBC adalah dengan menemukan ka­sus lebih cepat melalui skrining kesehatan bagi warga binaan.

Baca juga : Kucilkan Koruptor Di Pulau

“Skrining ini menjadi langkah awal untuk memastikan warga binaan yang terinfeksi dapat segera ditangani,” ujarnya, usai meninjau pemeriksaan TBC dan layanan kesehatan gratis di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang, Banten, Rabu (19/3/2025).

Skrining perdana ini dilaku­kan lintas kementerian. Selain Kemenkes, kegiatan tersebut melibatkan Kementerian Pem­berdayaan Perempuan dan Per­lindungan Anak (Kemen PPPA), Kementerian Imigrasi dan Pema­syarakatan (Kemen Imipas), serta Kementerian Sosial (Kemensos).

Dante melanjutkan, pelaksa­naan skrining di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang menyasar 218 warga binaan. Mereka men­jalani pemeriksaan TBC dengan metode Active Case Finding, yang mencakup rontgen dada dan Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi mereka yang dicurigai terinfeksi.

Baca juga : Beli Skincare, Masyarakat Harus Teliti Dan Hati-hati

Selain itu, warga binaan juga mendapatkan pemeriksaan kesehat­an gratis melalui paket lengkap yang mencakup 10 jenis pemeriksaan. Layanan tersebut meliputi skrining merokok, status gizi, tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, serta deteksi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, kesehatan jiwa, dan geriatri.

Mengingat sasaran skrining adalah warga binaan perempuan, layanan tambahan seperti Ins­peksi Visual Asam Asetat (IVA) test, SADARI (periksa payudara sendiri), serta tes cepat untuk HIV, Hepatitis B, dan Hepatitis C juga diberikan.

Menurut Dante, kepadatan lapas menjadi faktor utama penyebaran penyakit menular. Satu kamar diisi banyak orang, sehingga risiko penularan meningkat drastis.

Baca juga : Jabatan Di DKI Jakarta Jangan Diisi “Ordal”!

“Jika ada satu orang yang ter­tular TBC, maka seluruh penghu­ni kamar harus diskrining untuk memastikan tidak ada penularan lebih lanjut,” terangnya.

Selain memastikan proses skrining berjalan optimal, Peme­rintah juga menyiapkan langkah penanganan bagi warga binaan yang terdiagnosis TBC. Mereka akan langsung diberikan pe­ngobatan sesuai standar medis, sementara warga binaan yang tidak terinfeksi akan mendapat­kan tindakan pencegahan. KPJ

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 3, edisi Jumat, 21 Maret 2025 dengan judul "Cegah Penularan Penyakit Pemerintah Geber Skrining TBC Di Lapas"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.