Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sejumlah kalangan menilai program Kartu Prakerja kurang relevan di tengah pandemi corona (Covid-19). Sebab, yang mendesak dibutuhkan masyarakat saat ini bukan pelatihan tapi makanan.
Sehingga banyak yang mengusulkan agar anggaran pelatihan Kartu Prakerja, yang mulanya dianggarkan Rp 10 triliun, naik 2 kali lipat menjadi Rp 20 triliun untuk membiayai pelatihan itu dialihkan ke dalam bentuk uang tunai atau Bantuan Langsung Tunai (BLT). Agar masyarakat yang terdampak corona bisa membeli kebutuhan pokok.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan, Kartu Prakerja merupakan bagian dari BLT. Dari Rp 150 triliun yang dialokasikan, Rp 10 triliun di antaranya digunakan untuk membiayai program Kartu Prakerja.
Baca juga : Omnibus Law dan Kartu Pra-Kerja Disetop Dulu Aja, Ganti BLT
Airlangga juga mengklaim, Kartu Prakerja ini bisa menjadi penyelamat bagi pekerja yang dirumahkan. Sehingga, selama dirumahkan mereka bisa meningkatkan skillnya.
"BLT ini kan sudah banyak, mulai dari PKH (Program Keluarga Harapan) yang sudah 20 juta, BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) ditambahkan menjadi Rp200.000," ujar Airlangga Rabu (22/4).
Selain itu, Ketum Partai Golkar itu menyebutkan, masyarakat juga bisa memanfaatkan program padat karya baik yang dilakukan di Kementerian Pertanian, Kementeria Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian PUPR, dan Kementerian lainnya. "Sehingga ini (Kartu Prakerja) menjadi salah satu pada jaringan pengaman sosial bukan satu-satunya," jelasnya.
Baca juga : Pemerintah Klaim Pelatihan Kartu Prakerja Tidak Mubazir
Selain mendapat pelatihan, Kartu Prakerja ini juga mengalokasikan uang saku senilai Rp 600 ribu untuk masing-masing peserta selama 4 bulan. "Bahwa tidak benar terhadap apa yang selama ini beredar, bahwa seluruhnya dana pelatihan sebesar Rp 5,6 triliun diberikan kepada mereka yang belajar secara online," kilahnya.
Belakangan, program Kartu Prakerja menjadi kontroversi. Sebab, dana Rp 5,6 triliun yang digelontorkan untuk pelatihan daring dinilai hanya menguntungkan pihak mitra, seperti Ruangguru, start-up milik mantan stafsus milenial Belva Devara yang belakangan ramai dibicarakan.
"Pertumbuhan ekonomi dalam pandemi ini diprediksi minus. Bisnis terpuruk. PHK di mana-mana. Tapi negara malah menyediakan Rp 5.6 triliun untuk pelatihan online? Kebijakan ini bukan saja tak perlu tapi juga korup bila mitra yang ditunjuk adalah perusahaan milik stafsus Presiden," sentil Rachlan Nashidik di akun Twitternya @RachlanNashidik. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya