Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mentan SYL Lepas Ekspor 6 Komoditas Pertanian Jabar

Rabu, 17 Juni 2020 16:21 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (pegang kendi) didampingi Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto (kiri) melepas ekspor komoditi pertanian di Lembang, Selasa (16/6)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (pegang kendi) didampingi Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto (kiri) melepas ekspor komoditi pertanian di Lembang, Selasa (16/6)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor 6 komoditas pertanian asal Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang terus bertumbuh dan meningkat permintaannya di pasar ekspor. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian mencatat kenaikan sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020 dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

“Kita buktikan lagi yang tidak terganggu oleh pandemi Covid, yang ekspornya juga tetap jalan adalah pertanian," kata Mentan saat memberikan arahan dalam acara "Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia" di Lembang, Selasa (16/6).

Salah satu komoditas yang tinggi permintaannya yakni Kaktus atau anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae, ternyata memiliki arti berbeda di tangan eksportir asal Bandung ini. 

“Ada lagi yang lebih hebat. Tanaman hias yang digarap anak muda di Lahan pekarangan menjadi komoditas sekarang sudah diekspor hasilnya sekitar 80 hingga 200 juta pengakuannya dalam sebulan," ucap Mentan.

Di tengah situasi pandemi ini, ekspor kaktus dari Jawa Barat pada semester I tahun ini meningkat empat kali lipat atau kenaikannya sebesar 13,7 ribu batang dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 2,8 ribu batang. Tujuan elapse di antaranya ke Amerika, Kanada, Taiwan dan Korsel.

Baca juga : Kementan Gandeng TNI-POLRI Perkuat Pengawasan Karantina Pertanian Dan Pangan

“Ini membuktikan bahwa, kita mampu, kita bisa dan kita harus bangkit. Kami akan 'support' penuh apa yang bisa kita lakukan bersama,” terang Mentan.

Selain kaktus, pria yang biasa disapa SYL ini juga menyerahkan beberapa phytosanitary certificate komoditas pertanian asal Jawa Barat yang akan diekspor ke mancanegara dengan total nilai Rp 15,4 miliar.

Adapun ke-6 komoditas tersebut di antaranya teh, kopi, jeruk purut, sayuran, vaksin dan sarang burung walet. Menurutnya, ekspor itu bagi pemerintah adalah sebuah kebanggaan negara, namun bagi masyarakat sebuah berkah bagi petani dan pelaku agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor itu.

“Seperti jeruk purut, di Passat domestik harganya sekitar 50 ribu per kilogram, nah di Eropa harganya sekitar 130 ribu, ini kan bagus, ada nilai tambah lebih, apalagi kalau bisa diolah misalkan, saya yakin kita bisa,” ungkap Mentan.

Selain melepas ekspor komoditas pertanian, Mentan juga melakukan inspeksi dan kunjungan pada rumah kemas serta mengunjungi green house milik PT. Momenta Agrikultura yang juga telah disertifikasi sebagai instalasi karantina tumbuhan. 

Baca juga : Gubernur Jabar Ridwan Kamil Apresiasi Sektor Pertanian Tangguh

“Ini sesuai program Kementan yakni Cara Bertindak 4 (CB4 ) tentang pertanian modern atau modern farming. Contohnya green house, glass house, mulsa itu bentuk bentuk pertanian yang akan kita hadapi besok artinya kita tidak terlalu bergantung dengan alam lagi,"tuturnya.

Menurut Mentan, semua negara membutuhkan tanaman daerah tropis sehingga saat ini komoditas pertanian masih bisa diekspor karena komoditas seperti sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya sangat dibutuhkan.

"Kita masih bisa ekspor ke berbagai negara itu berarti komoditas kita dibutuhkan baik sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya," tambahnya.

Bangkit Bersama Pertanian

Selain itu, Mentan juga mengapresiasi sistem produksi dan pemasaran berskala menengah atau kemitraan pertanian yang telah diterapkan eksportir dan kelompok tani di wilayah Lembang.

Baca juga : BPS: Periode Januari-Mei 2020 Hanya Nilai Ekspor Pertanian Yang Naik

"Mohon Pak Dirjen adik-adik kita ini tolong fasilitasi sehingga dengan kredit dia bisa kembangkan lebih baik," ungkapnya.

Jajat, ketua kelompok tani dari desa Sunten Jaya menyebutkan ia dan 30 petani desanya telah bermitra sejak tahun 2018. Letucce dan buncis kenya dibudidayakan dengan bimbingan teknis dan mutu ekspor dari Karantina Pertanian dan eksportir.

"Alhamdulilah, saat ini kami bisa mensuplai 6 ton per bulan untuk diekspor melalui eksportir ke Singapura dan Brunei Darusalam," ungkap Jajat.

"Ini skema kerja sama yang harus kita dorong dan tularkan di sentra pertanian lain. Masyarakat bisa jadi bagian tindak lanjut dari gerakan Pangan Pekarangan Lestari (P2L), tidak hanya untuk kebutuhan sendiri bahkan bisa diekspor," harapnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.