Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pacu Ekspor Hortikultura, Kementan Kembangkan Kawasan Bebas Residu Pestisida
Selasa, 21 Juli 2020 13:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pestisida pada komoditas hortikultura dapat terserap tanaman dan terbawa oleh hasil panen berupa residu yang dapat dikonsumsi oleh konsumen lewat makanan. Residu pestisida menimbulkan efek yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto, dalam keterangannya, Senin (20/7) mengatakan, bahwa solusi yang dapat diterapkan adalah pengembangan pertanian ramah lingkungan melalui aplikasi biopestisida.
"Salah satu prospek pengembangan produk hortikultura yang diekspor adalah adanya permintaan komoditas hortikultura dengan Batas Maksimum Residu (BMR) pestida yang rendah," ujar Bambang via keterangan tertulisnya, kemarin.
Bambang menjelaskan, jika beberapa negara seperti Malaysia, Singapura dan Uni Eropa mempersyaratkan produk dengan persyaratan BMR yang rendah.
"Upaya selanjutnya juga bisa melalui pengembangan pertanian ramah lingkungan lewat aplikasi biopestisida," tambah Bambang.
Baca juga : Gobel Apresiasi Kementan Kembangkan Industri Tanaman Herbal
Bambang memaparkan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura akan mulai mengembangkan kawasan hortikultura yang bebas residu pestisida kimia. Untuk memulai hal tersebut, dilakukan kunjungan ke lokasi demplot Asosiasi Agro Bio Input Indonesia (ABI).
"Lokasi demplot terletak di Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, merupakan percontohan tanaman hortikultura tanpa pestisida kimia," jelas dia.
Gunawan Sutio, Ketua Asosiasi Bio Agroinput Indonesia mengatakan Bio pestisida yang digunakan merupakan produksi dalam negeri. Komoditas yang dikembangkan pada demplot tersebut diantaranya bit merah, lobak, tomat, buncis, brokoli, wortel, kentang, dan lain-lain.
"Produk yang dihasilkan dengan penerapan bio pestisida tersebut beberapa sudah diekspor ke negara Vietnam, Kamboja dan Pakistan," ungkapnya.
Teknologi Blockchain
Baca juga : Hari Zoonosis Sedunia, Kementan Adakan Kegiatan Sosialisasi Digital
Selain itu, untuk membangun kepercayaan konsumen akan diinisiasi pengembangan Blockchain Technology.
Blockchain merupakan suatu model ketelusuran, transparansi rantai pasokan, pemantauan kesesuaian dan auditabilitas.
Ihwal ini Bambang mengatakan, Blockchain dimaksudkan untuk menyajikan informasi mengenai seluruh atau sebagian rantai pasok produk hortikultura mulai dari budidaya, pemanenan, pengangkutan, penyimpanan hingga distribusi dan penjualan.
Diharapkan kepercayaan (trust) konsumen terhadap mutu produk hortikultura akan meningkat dengan adanya informasi tersebut.
"Konsumen akan mengetahui informasi mengenai petani, lokasi tanam, sertifikasi, aplikasi pestisida dan lain-lain hanya dengan men-scan QR Code yang tercantum pada kemasan produk hortikultura," tambah Bambang.
Baca juga : Kementan Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Flu Babi Di Tiongkok
Untuk tahap pertama akan dikembangkan lokasi percontohan dan secara bertahap akan dibangun blockchain technology-nya.
Ditemui terpisah, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Retno Mulyandari mengatakan, salah satu kunci produk hortikultura berdaya saing adalah rendah residu bahkan bebas residu.
Hal ini sebagaimana yang sering disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Produk yang telah memenuhi persyaratan Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) serta bebas residu, mudah diterima oleh pasar ekspor," pungkasnya. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya