Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Lapor ke Wapres KH Maruf Amin
Erick: Vaksin Halal Harus Jadi Prioritas
Sabtu, 12 September 2020 15:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir menemui Wakil Presiden KH Maruf Amin, Jumat (11/9). Melaporkan tentang vaksin halal.
"Saya melaporkan kepada Bapak Wakil Presiden tentang proses vaksin halal, yang harus menjadi prioritas untuk kita. Sekaligus melaporkan progres perkembangan vaksin, kata Ketua KPCPEN, Erick Thohir.
Dalam laporannya kepada Wapres KH Ma’ruf Amin, Erick mengatakan, Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun 2020. Tahun 2021, akan ada tambahan 300 juta dosis lagi.
"Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi, dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara. Seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech, yang berasal dari Cina," kata Erick.
Baca juga : Sah, Baznas dan Syariah LinkAja Jalin Kerja Sama Pembayaran Zakat
Sinovac sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini, apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.
Selain itu, Erick juga melaporkan bahwa PT Kimia Farma juga telah menggandeng perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020. Kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I-2021.
"Insya Allah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin). Tahun depan, 300 juta. Totalnya, kita dapatkan 330 juta. Mungkin 340 juta," ucap Erick.
Menurutnya, jumlah tersebut belum mencukupi kebutuhan untuk melakukan vaksinasi massal masyarakat Indonesia.
Baca juga : Kim Jong-un Serahkan Kendali Urusan Luar Negeri Pada Adiknya
"Dalam proses vaksinasi, diperlukan dua kali suntikan untuk setiap individu. Sehingga, dari jumlah tersebut, baru dapat memenuhi kebutuhan vaksinasi terhadap 170 juta orang saja," kata Erick.
Oleh karenanya, pemerintah juga melakukan penjajakan dengan lembaga-lembaga kesehatan seperti Koalisi untuk Kesiapan dan Inovasi Epidemi (CEPI), Badan Kesehatan Dunia (WHO), Unicef, serta perusahaan-perusahaan farmasi multinasional lainnya. Seperti Astra Zeneca, Cansino, dan Pfizer.
"Semua dijajaki. Kalau sampai 70 persen, bisa ter-cover, kita harapkan pada tahun 2022 atau bahkan 2021, 30 persen-nya bisa didapatkan," ungkap Erick.
Selain bekerja sama dengan luar negeri, Erick juga menyampaikan, pemerintah terus berupaya menghasilkan vaksin dalam negeri. Yakni Vaksin Merah Putih, yang melibatkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Balitbangkes Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi Negeri, serta Bio Farma.
Baca juga : Presiden Terbitkan PP Pengalihan Status Pegawai Jadi PNS
Erick menegaskan, Indonesia tak mungkin hanya mengandalkan vaksin, yang diperoleh dari kerja sama dengan lembaga dan instansi dari luar negeri. Mengingat daya tahan vaksin hanya selama enam bulan sampai dua tahun.
Oleh karena itu, pembuatan Vaksin Merah Putih juga menjadi prioritas utama pemerintah, dan ditargetkan dapat mulai diproduksi pada 2022.
"Saya sampaikan kepada Wapres, bahwa vaksin Merah Putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan, insyaAllah, uji-klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan. Sehingga, pada tahun 2022, kita bisa mulai memproduksi vaksin Merah Putih," pungkas Erick. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya