Dark/Light Mode

Kunjungi Belanda, Bahlil Sosialisasikan UU Cipta Kerja

Kamis, 19 November 2020 19:53 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (Foto: Instagram)
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan ke Belanda. Di Negeri Kincir Angin tersebut, Bahlil akan menjelaskan Undang-Undang Cipta Kerja. 

Bahlil tiba di Amsterdam, Belanda, Rabu (18/11). Eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu dijadwalkan akan melakukan pertemuan dengan empat Chief Executive Officers (CEOs) perusahaan multinasional atau korporasi global yang bergerak di beberapa sektor industri.

Kunjungan Kepala BKPM ini juga untuk memenuhi undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dalam mensosialisasikan Undang-Undang Cipta Kerja kepada pelaku usaha di Belanda. Khususnya bagi investor yang serius untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. 

Baca juga : Pemerintah Buka Tiga Jalan Terkait Perbaikan UU Cipta Kerja

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman, yang turut dalam delegasi kunjungan, mengatakan, Bahlil diagendakan melakukan pertemuan dengan Verstegen, FrieslandCampina, Wavin B.V., dan Infineon. 

Verstegen bergerak di industri pala dunia. Mereka ingin membangun pengolahan, lalu ada Susu Bendera FrieslandCampina, Wavin yang berusaha di pipa, dan Infineon sebagai pemain semikonduktor terbesar dunia yang berbasis di Jerman. 

“Jadi kunjungan ini dilakukan karena melihat keseriusan beberapa perusahaan Eropa tersebut. Pemerintah tidak hanya ingin meningkatkan jumlah investasi yang masuk, namun juga diversifikasi asal investasi menjadi perhatian kami,” ujar Ikmal.

Baca juga : Rektor IPDN Sosialisasikan UU Ciptaker Di Sumatera Barat

Ikmal menambahkan, perusahaan-perusahaan global ini sangat antusias berjumpa dengan BKPM menyusul disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja. Meski di tengah tantangan akibat pandemi Covid-19, daya tarik investasi di Indonesia tetap menjanjikan. 

“Ada yang ingin segera masuk ke Indonesia. Ada juga yang sudah masuk dan ingin melakukan peningkatan produksi dan perluasan pabrik. Kita akan dengar apa harapan-harapan mereka. Tentu bisa menjadi sentimen positif bagi investasi dan cipta kerja di tengah pandemi ini,” ujar Ikmal.

Jika melihat performa investasi Belanda di Indonesia sejak 2015 hingga September 2020, Belanda berada di peringkat ke-6 dengan nilai total 8,8 miliar dolar AS. Dalam periode itu, Belanda merupakan negara Eropa pertama dalam peringkat 10 besar investasi Indonesia.

Baca juga : MPR Gandeng Kaum Ibu Sosialisasi 4 Pilar

Berdasarkan sektor, minat investasi Belanda di Indonesia tercatat pada sektor Listrik, Gas, dan Air (35,1 persen); Transportasi Gudang dan Telekomunikasi (22,5 persen); Pertambangan (17,3 persen); Industri Kimia dan Farmasi (6,5 persen); Industri Makanan (4,7 persen) serta sektor lainnya (13,8 persen). [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.