Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Terapi Plasma Konvalesen
Jangan Tunggu Sampai Pasien Covid-19 Kritis
Rabu, 17 Februari 2021 05:26 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Metode plasma konvalesen hanya efektif bagi pasien Covid-19 bergejala ringan sampai sedang. Karena itu, para petugas kesehatan sebaiknya tidak menunda pemberian plasma konvalesen. Jangan tunggu pasien kritis.
Pesan ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, saat memantau langsung kegiatan donor plasma konvalesen di Kantor PLN Kota Surabaya dan Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya, kemarin.
“Saya meminta kepada petugas kesehatan tidak menunda nunda pasien Covid-19 mendapatkan plasma. Jangan ditunggu sampai berat baru kemudian diplasma, apalagi sudah kritis,” tegasnya.
Muhadjir menuturkan, berdasarkan laporan dari rumah sakit yang melaksanakan terapi plasma konvalesen, efektivitas terhadap pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang bisa mencapai hampir 100 persen.
Tapi, kondisi pasien Covid-19 sudah kritis atau melampaui badai sitoksin, plasma konvalensen yang diberikan menjadi tidak efektif.
Baca juga : Menkes Palestina: Israel Larang Vaksin Covid-19 Masuk Gaza
“Jadi diupayakan apabila sudah ada gejala sedang harus segera diinfus, dibantu dengan plasma. Insya Allah hasilnya bagus,” imbuh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu.
Muhadjir menyebut, sejak program donor plasma dicanangkan, jumlah donor plasma konvalesen terus meningkat hingga empat kali lipat.
Tapi, stok plasma konvalesen secara nasional masih sangat sedikit. Hanya ada 159 kantong dengan berbagai macam jenis golongan darah. Sementara pasien yang antre untuk mendapatkan plasma konvalesen ada 626 orang.
“Stok plasma kita masih sangat kurang. Karena itu, kita sedang kampanye besar-besaran untuk menarik para penyintas agar bersedia mendonorkan plasmanya,” tutur Muhadjir.
Salah satu kendalanya, sulit mencocokkan golongan darah antara pendonor dengan pasien Covid-19 sebagai penerima donor plasma konvalesen.
Baca juga : Tetap Kerja Selama Pandemi, PRT Rentan Terpapar Covid-19 Dan PHK
Selain itu, alat atau mesin untuk mengambil plasma konvalesen kepada penyintas juga kurang. Tak hanya di Indonesia saja, melainkan di dunia.
Menurutnya, saat ini dunia telah menyadari pentingnya penggunaan plasma konvalesen dari penyintas Covid-19 kepada pasien yang dirawat di RS. Oleh karena itu, ketersediaan alatnya kini terbatas di pasar dunia.
“Masih sangat kurang dan belum merata. Alat sebagian besar di DKI dan Surabaya. Surabaya ada empat, DKI kalau tidak salah ada 16. Akan disebar ke luar Jawa,” tuturnya.
Karena punya alat paling banyak, DKI Jakarta dan Surabaya jadi kota dengan jumlah pendonor tertinggi.
Muhadjir menyampaikan, pengaturan distribusi stok plasma konvalesen berlaku secara nasional.
Baca juga : Donor Plasma Konvalesen, Pria Lebih Dicari Nih
Stok plasma konvalesen di Kota Surabaya, bisa didistribusikan untuk membantu pasien Covid-19 di luar Pulau Jawa.
“Pengadaan agar diatur lebih baik supaya tidak terjadi keterlambatan. Begitu pun dengan alat yang belum merata, akan kita sebar supaya merata terutama di luar Pulau Jawa,” bebernya. Total, yang sudah didistribusikan mencapai 17.133 kantong.
Dalam kegiatan donor plasma konvalesen di Surabaya kemarin, total 306 orang penyintas Covid-19 menyumbangkan plasma konvalesen. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya