Dark/Light Mode

Donor Plasma Konvalesen, Pria Lebih Dicari Nih

Senin, 15 Februari 2021 07:27 WIB
Penyintas Covid-19 saat melakukan donor plasma konvalesen di PMI DKI Jakarta. (Foto : Istimewa).
Penyintas Covid-19 saat melakukan donor plasma konvalesen di PMI DKI Jakarta. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Terapi Plasma Konvalesen atau mengambil plasma darah dari para penyintas Covid-19, dianggap sebagai cara ampuh untuk menyembuhkan pasien Covid-19. Tapi rupanya, lelaki lebih diutamakan.

Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Terapi Plasma Konvaselen (TPK) Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Dr. Monica. “Diutamakan laki-laki yang belum pernah menerima transfusi darah sebelumnya,” ujarnya saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Masker Sukses Hambat Penyebaran Virus Corona

Monica menerangkan, jika perempuan melakukan terapi ini, ada satu faktor yang disebut Human Leukocyte Antigen (HLA). Yaitu meka­nisme dalam tubuh untuk me­lindungi diri dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. HLA berisi banyak protein yang diproduksi oleh supergen kompleks histokompatibilitas utama pada manusia. Protein permukaan sel ini bertanggung jawab untuk mengatur sistem kekebalan.

HLA digunakan dalam pencocokan antara donor dan resipien (penerima) ke­tika melakukan transplantasi. Perempuan yang sudah pernah hamil atau pun melahirkan, antibodi HLA-nya berpotensi tertutup. Ini bisa memba­hayakan. “HLA ini berkaitan dengan faktor risiko alergi pada paru-paru yang berat. Itu yang merupakan efek samping dari transfusi plasma,” terangnya.

Baca juga : Protokol Kesehatan Tetap Wajib Diterapkan Lho, Ya!

Meski begitu, bukan berarti perempuan tidak bisa men­donorkan plasmanya. Syarat utamanya, dia belum pernah hamil atau melahirkan, kegu­guran, dan menerima transfusi sebelumnya. “Jadi bukan be­rarti perempuan dilarang ya,” imbuh Monica.

Perempuan yang akan men­donorkan plasmanya akan di-screening terlebih dahulu untuk meminimalisasi efek samping tadi. “Efek samping­nya itu frekuensinya 1 banding 5 ribu. Jadi, dari 5 ribu orang, ada satu yang kemungkinan ada reaksi alergi. Mulai dari ringan sampai ke paru-paru. Tapi, yang alergi berat paru-paru sudah diminimalisasi dengan persyaratan donor yang tadi,” bebernya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.