Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kurangi Mobilitas Yang Tak Perlu

Disiplin Protokol Kesehatan Bisa Cegah Mutasi Virus

Jumat, 5 Maret 2021 08:34 WIB
Tangkapan layar Juru Bicara Satgas Covid Prof. Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan Covid-19, Kamis (4/3). (Foto: YouTube)
Tangkapan layar Juru Bicara Satgas Covid Prof. Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan Covid-19, Kamis (4/3). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Belakangan muncul informasi yang simpang siur, menyusul ditemukannya strain baru virus Covid-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menerangkan, terjadinya mutasi virus atau varian baru virus adalah hal yang lazim ditemui dalam masa pandemi.

Hasil penelitian menyatakan, sebagian besar mutasi tidak secara material mengubah virolensi atau kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Begitu juga efektivitas vaksin secara signifikan.

"Namun, perlu diingat, semakin sedikit keberadaan mutasi virus, vaksin yang sedang kita kembangkan ini pun dapat semakin efektif," jelas Wiku dalam  keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (4/3), yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga : Vaksin Bukan Solusi Utama, Protokol Kesehatan Jangan Kendor

Pada prinsipnya, varian dapat terus bertambah, khususnya saat pandemi masih berlangsung. Mengingat banyaknya jumlah penularan yang terjadi di masyarakat.

Mutasi merupakan bentuk upaya yang dilakukan virus, untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mutasi juga merupakan proses, karena adanya kesalahan saat memperbanyak diri, dan virus anakan tidak sama dengan induknya atau parental strain.

Virus baru hasil mutasi tersebut akan menjadi varian. Jika varian menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas maupun sama serta berbeda dengan virus aslinya, maka varian akan disebut sebagai strain.

Para peneliti di dunia, termasuk di Indonesia, terus meneliti mutasi dan varian baru yang muncul untuk mengetahui dampaknya dan solusi menghadapinya.

Baca juga : Sandi Minta Pemda Ajak Pramuwisata Kampanye Protokol Kesehatan

Saat ini, beberapa varian virus yang sudah ditemukan menyebar secara global, yakni varian B117 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi dari virus B117, dan varian P1 di wilayah Brazil.

Pemerintah pun telah mengambil langkah-langkah strategis, bekerja sama dengan para peneliti dan menginstruksikan petugas di lapangan, untuk memperketat skrining demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain, ataupun dari satu daerah ke daerah lain.

Demi mencegah dampak negatif dari mutasi ini, semua pihak disarankan tidak hanya menunggu hasil temuan ilmuwan. Untuk menentukan apakah varian tersebut lebih berbahaya, atau sekedar mengetahui pola distribusinya. Karena hasil penelitian saintifik membutuhkan waktu.

Upaya proaktif melindungi diri dan orang di sekitar, dengan cara tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu sangat diperlukan, untuk mencegah penularan. Sehingga, mutasi pun bisa dicegah. 

Baca juga : DPR Ingin BPJS Kesehatan Turunkan Iuran Kelas 3

Kita dapat berupaya mencegah mutasi virus, dengan menghambat penyebarannya. Karena tingkat infeksi yang tinggi, akan meningkatkan peluang terjadinya lebih banyak varian yang dihasilkan.

Seberapa pun kuatnya varian potensial virus, jika tidak ada peluang menularkan, virus tersebut tidak akan membahayakan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.