Dark/Light Mode

RI Buka Pintu Kerja Sama Untuk Belanda Dalam Perubahan Iklim

Kamis, 11 Maret 2021 19:57 WIB
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Menteri Infrastuktur dan Water Management Belanda, Cora Van Nieuwenhuizen (kanan) di acara Week of Indonesia – Netherlands Education and Research (Winner) yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (10/3).
Menteri LHK, Siti Nurbaya bersama Menteri Infrastuktur dan Water Management Belanda, Cora Van Nieuwenhuizen (kanan) di acara Week of Indonesia – Netherlands Education and Research (Winner) yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (10/3).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dan Belanda berpotensi besar mengembangkan kerja sama di bidang adaptasi perubahan iklim.

Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya saat menjadi pembicara kunci pada acara Pekan Pendidikan dan Penelitian Indonesia – Belanda yang dilaksanakan secara virtual pada, Rabu (10/3). 

Ia mengajak, semua pihak, termasuk Belanda dan para alumni Belanda asal Indonesia bekerja sama, meneguhkan komitmen, melakukan aksi kolektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan berinovasi, untuk upaya adaptasi perubahan iklim Indonesia dan dunia, menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Dalam forum virtual ini Siti menyampaikan, bahwa dalam upaya penanggulangan perubahan iklim telah banyak kerja nyata di lapangan yang dilakukan Indonesia melalui KLHK dan unsur terkait lainnya, yang dapat dijadikan pelajaran, baik untuk masyarakat Indonesia dan Belanda maupun warga dunia.

Baca juga : Bebas PPN, Modernland Realty Pasarkan Perumahan Di Cilejit

“Indonesia memiliki contoh-contoh konkret dalam upaya mencapai ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan mata pencaharian, serta ketahanan ekosistem dan lanskap,” tegasnya.

Dewan Penasehat Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) ini menjelaskan, pada ketahanan ekonomi, Indonesia menitikberatkan pada praktik pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, serta konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

Ia mencontohkan, upaya mencapai ketahanan ekonomi adalah pengembangan kawasan pangan berkelanjutan  sebagai upaya mengantisipasi risiko krisis pangan dan menerapkan ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan limbah untuk bahan baku industri dan baru-baru ini, mulai mengurangi penggunaan batu bara sebagai tenaga listrik.

Di bidang ketahanan sosial dan mata pencaharian penduduk, menurutnya, Indonesia secara sistemik tengah meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam melalui sistem peringatan dini, peningkatan partisipasi masyarakat, dan penegakan hukum.

Baca juga : Kementerian ESDM Jalin Kerja Sama Energi Bersih Di Pedesaan Terpencil

Sementara dalam hal ketahanan ekosistem dan lanskap, Indonesia fokus pada upaya pembenahan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan ekosistem laut yang terintegrasi, akselerasi perhutanan sosial, dan mengembangkan kota dan desa yang ramah iklim.

Menteri dua periode ini menjelaskan, pada tahun 2020, Indonesia telah menanam 15 ribu hektar mangrove dan akan ditingkatkan menjadi 600 ribu hektar.

Selain itu, Indonesia juga memprioritaskan Program Kampung Iklim atau ProKlim yang melibatkan partisipasi masyarakat di tingkat tapak.

Saat ini, terdapat sekitar 3.000 lokasi ProKlim di 33 provinsi dan 247 kabupaten/kota. Diharapkan pada tahun 2024 dapat meningkat menjadi 20.000 lokasi melalui 8 strategi.

Baca juga : RI Dan UAE Teken Kerja Sama Ekonomi Hingga Pertahanan

Pertama, penguatan kapasitas pemerintah daerah. Kedua, penguatan kapasitas masyarakat. Ketiga, peningkatan kemitraan multi-pemangku kepentingan. Kempat, peningkatan kepemimpinan di tingkat lokal. Kelima, Pengukuhan komitmen pemangku kepentingan. Keenam, sosialisasi kesuksesan. Ketujuh,  pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna; dan Kedelapan,  optimalisasi potensi sumber pendanaan.

Pada kesempatan tersebut, Mantan Sekjen DPD RI ini mengajak para alumni Belanda di Indonesia untuk terlibat dalam upaya akselerasi ProKlim untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian NDC.

Ia juga menyampaikan, bahwa inklusivitas upaya pengendalian perubahan iklim yang dilaksanakan KLHK dapat dilihat. salah satunya dari kegiatan Pojok Iklim, yaitu forum diskusi multipihak yang dilaksanakan sejak awal 2016.

Sepanjang tahun 2020 Pojok Iklim mampu menjangkau masyarakat dari 34 provinsi di Indonesia dan menampilkan aksi nyata dari masyarakat di tingkat lokal dalam pengendalian perubahan iklim. [MFA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.