Dark/Light Mode

Gelar Startup Studio Jilid II

Kominfo Bidik RI Jadi Negara Ekonomi Digital Terbesar Ke-9 Di Dunia

Selasa, 27 April 2021 15:22 WIB
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai negara dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi dan populasi anak muda yang besar, perkembangan ekonomi digital di Indonesia sangatlah potensial.

Hasil studi Google, Temasek dan Bain & Company, nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diprediksi bakal tumbuh pesat, yaitu mencapai 124 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.700 triliun pada 2025 atau terbesar di Asia Tenggara.

Adapun dengan proyeksi nilai transaksi sebesar itu, Kominfo memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar ke-9 di dunia pada 2030. Perkembangan ekonomi digital ini selaras dengan pertumbuhan startup di Indonesia yang terbilang sangat cepat.

Baca juga : Domain .id Paling Laris Di dunia

Berdasarkan data yang dikutip dari laman Startupranking.com, Indonesia saat ini menduduki posisi kelima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia yakni mencapai 2.229 startup pada April 2021, dan menjadi kedua terbesar di Asia setelah India.

Meskipun pertumbuhan startup Indonesia tergolong sangat cepat, hasil East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI) menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu bekerja ekstra keras. Terutama dalam meningkatkan daya saing digitalnya terutama dalam hal membangun talenta digital yang terampil, cekatan dan berwawasan dalam mengembangkan kewirausahaan.

Studi yang dilakukan oleh Tan and Tang dan disadur dalam Laporan Bank Dunia menyebutkan Indonesia membutuhkan rata-rata 600.000 SDM digital setiap tahunnya.

Baca juga : Negara Nordik Konsumsi Kopi Terbanyak di Dunia

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, keberhasilan akselerasi ekonomi digital suatu negara bergantung pada tingkat keberhasilan ekosistem startup. Terutama dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya dan mengembangkan produknya secara konsisten.

Menurut dia, tahap early-stage startup merupakan tahapan yang krusial dan menjadi pondasi dalam membangun perusahaan startup yang berdaya saing tinggi. Program inkubasi dan akselerasi menjadi kendaraan bagi early-stage startup untuk dapat mencapai tahapan tersebut.

Hal inilah yang melatarbelakangi Kominfo meluncurkan program Startup Studio Indonesia pada September 2020 lalu. Tujuannya untuk memajukan ekosistem startup Indonesia melalui penyediaan fasilitas akses bagi early-stage startup untuk mengembangkan potensi bisnisnya.

Baca juga : Pengamat: RUU Cipta Kerja Bisa Jadi Penyelamat Ekonomi Dari Resesi

“Adapun program ini akan menitikberatkan pada penguatan produk (product-market fit) dan akses jejaring bisnis,” ujarnya, Senin (27/4).

Startup Studio Indonesia merupakan program inkubasi intensif bagi para pendiri startup early-stage untuk mempersiapkan mereka menghadapi ketidakpastian pasar dan siap untuk #GoTheExtraMiles. Program ini difokuskan pada iterasi penyempurnaan produk dan model bisnis, serta program retensi pelanggan awal sebelum masuk dalam tahap perluasan pasar.

Startup Studio Indonesia Batch 1 yang dilaksanakan pada September hingga November 2020 lalu mendapatkan tanggapan positif dari para pelaku startup. Tercatat terdapat sekitar 668 early-stage startup mendaftarkan diri mengikuti program inkubasi ini, yang disaring menjadi 20 startup terpilih untuk mengikuti kegiatan coaching dan mentoring dengan para mentor yang merupakan pendiri startup aktif dan terkemuka selama tiga bulan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.