Dark/Light Mode

Duh, RI Jadi Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Di Dunia

Minggu, 21 Juli 2019 19:53 WIB
Ilustrasi penumpukan sampah plastik di pinggiran pantai. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi penumpukan sampah plastik di pinggiran pantai. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahun 2040, jumlah sampah plastik di laut diprediksi bisa lebih banyak dari pada populasi ikan. Sehingga, para nelayan nantinya diproyeksi menangkap plastik ketimbang ikan. 

Dalam Pawai Bebas Sampah Plastik dari Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (21/7), Menteri Kelautan dan Perikanan (KPP) Susi Pudjiastuti mengaku, malu lantaran Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia saat ini. Padahal, Indonesia adalah penghasil ikan terbesar keempat di dunia. "Kita malu jadi penyumbang sampah plastik nomor dua di dunia," ujar Susi.

Susi memprediksikan pada 2040 jumlah sampah plastik di laut bisa lebih banyak daripada populasi ikan. Sehingga, para nelayan lebih banyak menangkap plastik ketimbang ikan.

Baca juga : Susi Ancam "Tenggelamkan" Pembuang Sampah Plastik ke Laut

Padahal, menurut dia, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan asupan protein dari laut. Sebabnya, protein dari hewan laut seperti ikan dan udang lebih mudah dan murah didapat. "Tapi nanti kita malah makan protein dari plastik, mau tidak?," tanya Susi disambut tepuk tangan.

Di acara tersebut, Susi lantas menunjuk sebuah instalasi monster sampah plastik berbentuk ikan sungut ganda atau Anglierfish yang menjadi maskot. Monster itu terbuat dari sampah plastik, antara lain kresek plastik, kemasan indomie, hingga bungkus minuman serbuk, seberat 500 kilogram.

Setelah memperkenalkan maskot itu, Susi mengatakan produksi sampah plastik di ibu kota bisa menghasilkan sekitar 500 buah monster serupa setiap harinya. 

Baca juga : Ini Cara KKP Kurangi Sampah Plastik di Laut

"Bayangkan, kalau menghitung Jakarta dengan penduduk begitu banyak, setiap hari bisa ada 500 monster plastik seperti ini kalau kita tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, seram tidak?" ujar Susi seperti dikutip Tempo.co.

Saat ini, sudah ada beberapa daerah yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai, misalnya Bali, Banjarmasin, dan Balikpapan. Sehingga, ia membayangkan kalau penggunaan plastik itu tidak dikurangi maupun tidak dilarang.

"Aduh, Bangsa Indonesia ini bagaimana? Malu tidak kita? Katanya bangsa hebat dan besar, tapi buang sampah nomor dua di dunia, tidak boleh," ujar Susi. 

Baca juga : Latvia, Mitra Dagang Terbesar Indonesia Di Kawasan Baltik

Karena itu, ia mendorong masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari dan ditularkan kepada orang lain.
Ia pun berharap instansi pemerintah ikut menerapkan gaya hidup anti-plastik itu. "Di Kementeriannya sudah tidak boleh bawa plastik sekali pakai ke kantor. Mudah-mudahan semua kementerian bisa menerapkannya,"katanya.  (KPJ)
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.