Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Webinar DBI

Keberhasilan Ekonomi Kreatif Ditentukan Kualitas Pengetahuan Dan Literasi

Jumat, 1 Oktober 2021 17:49 WIB
Webinar Duta Baca Indonesia (DBI) bertemakan Literasi Kolaborasi, Jumat (1/10). (Foto: Perpusnas)
Webinar Duta Baca Indonesia (DBI) bertemakan Literasi Kolaborasi, Jumat (1/10). (Foto: Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dasar dalam pembangunan ekonomi kreatif adalah penguatan literasi. Literasi jangan dimaknai sempit sebagai gerakan baca tulis atau gerakan mengunjungi perpustakaan. Literasi harus dipahami sebagai kemampuan menciptakan berbagai kreativitas penciptaan produk barang/jasa yang tumbuh dari kebiasaan membaca.

Dengan kualitas literasi yang baik, masyarakat diyakini sanggup mengubah apa yang semula dianggap tidak bernilai ekonomis menjadi ekonomi. “Literasi akan mendorong siapa pun untuk berpikir kreatif, meningkatkan kemampuan life skill sebagai solusi dari persoalan kesejahteraan yang dialami,” terang Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Adin Bondar pada Webinar Duta Baca Indonesia (DBI) bertemakan “Literasi Kolaborasi, Jumat (1/10).

Hal senada diungkapkan Ketua Ikata Penerbit Indonesia (IKAPI) Banten yang juga Inisiator Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) Banten Andi Suhud. Dia sependapat, pemahaman literasi tidak berpatok pada kemampuan baca tulis, melainkan juga kemampuan problem solving, termasuk di tengah kondisi pandemi. Di samping, proses kreativitas yang harus tetap ditumbuhkan agar mampu bertahan.

“Keberhasilan ekonomi kreatif sangat erat berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki tiap individu. Karena itu, betapa penting mengenali potensi diri sendiri. Apalagi di tengah kondisi pandemi, sektor UMKM dipandang sebagai solusi untuk membangkitkan ekonomi rakyat,” ujar Andi.

Seniman dari Jawa Barat Ferry Curtis menambahkan, untuk menjadi bangsa yang maju ditentukan dari kesadaran masyarakat dalam aktivitas membaca. Indonesia belum banyak berubah jika melihat kondisi saat ini. Contohnya, masih banyak dijumpai para tuna wisma di banyak tempat.

Sebagai pelaku seni, Ferry Curtis menuangkan segala kegundahan yang dirasakan ke dalam lirik musiknya. Ferry pun tidak keberatan jika disebut musisi literasi karena hanya dengan membaca dan berliterasi, Indonesia akan lepas dari kondisi kemiskinan dan kesenjangan sosial. 

“Lagu tidak akan lekang oleh jarak dan waktu. Namun, prosesnya sampai menjadi lagu yang menginspirasi harus paham dulu dengan konsep literasi,” urai Ferry. 

Ferry merasa bangga Perpustakaan Nasional bersumbangsih terlibat dalam proses produksi dan kampanye literasi lewat musik yang ia bawakan ke tiap daerah. Ferry mengidamkan, suatu saat nanti anak-anak Indonesia mau mencintai buku dan membacanya. “Membaca itu tidak menakutkan,” tambah Ferry.

Konsep Literasi Kolaborasi yang diusung Duta Baca Indonesia Heri Hendrayana Harris atau yang akrab disapa Gol A Gong adalah awalan dalam menebarkan virus literasi kepada masyarakat dengan mengajak para pegiat literasi dari berbagai daerah berkontribusi lewat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.