Dark/Light Mode

Menyiapkan Generasi Emas dengan Melindungi Anak-anak

Senin, 5 Februari 2024 22:24 WIB
Ilustrasi menyiapkan generasi emas. (Foto: dokumen pribadi AJ Susmana)
Ilustrasi menyiapkan generasi emas. (Foto: dokumen pribadi AJ Susmana)

Sungguh memilukan dan mencemaskan berita yang datang dari Surabaya: seorang remaja putri, pelajar SMP, berumur 12 tahun, diperkosa orang-orang yang seharusnya melindungi dirinya, baik secara etika maupun keagamaan. Orang-orang pemerkosa itu adalah ayah, kakak, dan pamannya sendiri. Ini di luar nalar. Entah apa yang merasuki seorang ayah yang tega memerkosa anak kandungnya sendiri? Kakak? Lalu paman-pamannya? Di luar itu, masih sering kita dengar, remaja seusia putri dari Surabaya itu, bahkan masih berusia sekolah dasar, tak hanya anak perempuan, tapi bisa juga lelaki, mendapatkan perlakuan yang sama dari orang-orang dewasa yang seharusnya berkewajiban melindungi.

Sementara itu, pada hari-hari ini, dari Presiden sampai sampai rakyat yang sadar situasi, sedang berbicara dan membicarakan Indonesia Emas di 2045. Presiden Jokowi misalnya, menjelang berakhirnya masa jabatan di periode kedua, selalu menekankan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Indonesia Emas yang dimaksud di sini tak lain adalah mencapai puncak keemasan, kejayaan, dan kemegahan sebagaimana Majapahit di era Hayam Wuruk. Karena ini dilihat sebagai peluang bukan suatu kepastian, Indonesia yang jaya itu bisa luput digapai kalau tidak disiapkan dengan betul, teliti, sistematis dan jelas aktor politiknya.

Baca juga : Erick: Bayar Dengan Peningkatan Kinerja

Jokowi yakin dengan peluang emas tersebut, yaitu adanya bonus demografi yang berpuncak pada tahun 2030 sehingga perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Pada tahun 2030 itu, “putri” dari Surabaya yang diperkosa itu berumur 18 tahun. Tetapi bila remaja dan anak-anak negeri kita diperlakukan seperti yang menimpa putri dari Surabaya itu, seakan tanpa perlindungan dalam hidupnya, bagaimana bisa menjadi manusia unggul selain selalu dirundung dalam kecemasan. Bukan Indonesia Emas yang digapai tetapi Indonesia Cemas yang terpaksa harus dilewati.

Oleh karena itu, kita harus bergegas menata dan menyiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas itu. Tak hanya mengenyahkan stunting dengan program gizi, tetapi juga mengenyahkan para predator seks atau yang dikenal juga paedofilia itu. Hukuman yang berat layak ditimpakan pada para pedofil.

Selain itu, kita harus memberikan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak, agar tak terjadi tindakan yang salah di antara para remaja. Pendidikan seks yang benar mungkin juga perlu dilakukan di samping memblokir situs-situs porno yang gampang diakses.

Baca juga : Ketum DPP Gibran Center Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Dalam rangka menyiapkan generasi emas, perang terhadap mucikari yang menjual dan mempromosikan anak-anak sebagai pekerja seks haruslah juga menjadi prioritas selayaknya perang membela harkat dan martabat Tanah Air dari para penjajah. Mucikari-mucikari seperti ini pun layak dihukum berat sebagaimana pengusaha-pengusaha yang mempekerjakan anak-anak di pabrik dan tempat kerja lainnya.

Anak-anak dan para remaja prioritasnya hanyalah belajar dan mendapatkan gizi yang cukup. Mereka jangan sampai terbebani oleh pikiran ekonomi dalam menempuh pendidikan. Boediono, dalam Ekonomi Indonesia pun menulis ”..pendidikan, kesehatan dan perlindungan anak harus menjadi Trilogi Pembangunan Generasi Muda kita. Idealnya, ke depan, setiap anak yang baru lahir di negeri ini, tanpa kecuali, harus mampu dijangkau program terpadu ini.”

Bila kita sanggup menjalankan Trilogi Pembangunan Generasi Muda ini, tentu bonus demografi yang berpuncak pada tahun 2030, tidak akan sia-sia. Indonesia akan dipenuhi SDM unggul. Inilah para generasi emas yang akan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas di 2045.

AJ Susmana
AJ Susmana
Wakil Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.