Dark/Light Mode

Masjidil Haram Padat, Jemaah Haji Diimbau Salat di Hotel dan Masjid Sekitar

Kamis, 6 Juni 2024 17:10 WIB
Suasana padatnya Masjidil Haram. (Foto: Dok. Kemenag)
Suasana padatnya Masjidil Haram. (Foto: Dok. Kemenag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang berakhirnya fase kedatangan jemaah haji (clossing date) pada 10 Juni 2024, kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jemaah dari berbagai belahan dunia, khususnya pada saat salat lima waktu.

Kondisi ini berdampak pula pada penumpukan jemaah di Terminal Syib Amir untuk menunggu atrean Bus Shalawat yang akan mengantar mereka kembali ke hotel setelah beribadah.

"Akibatnya, jemaah mengalami cukup kelelahan menunggu bus di terminal yang menjadi terminal sebagian besar Bus Shalawat jemaah Indonesia,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag) Widi Dwinanda, dalam keterangan resmi Kemenag, di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Baca juga : Jelang Puncak Haji, Jemaah Diimbau Tak Bepergian ke Luar Kota Perhajian

Widi menyampaikan, untuk menghindari kepadatan di terminal bus, jemaah agar mengatur waktu kembali ke hotel, 30 menit sampai 1 jam setelah salat. Selain itu, ia berpesan, ketika pulang Salat Zuhur atau Ashar, jemaah agar mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa payung atau topi lebar untuk menghindari paparan langsung sinar matahari dan memicu dehidrasi di terminal.

Namun, untuk kemaslahatan jemaah, ia mengatakan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah agar salat fardu dan ibadah sunnah lainnya dilakukan di musala hotel dan masjid yang berada di sekitar hotel.

“Salat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan salat atau beribadah di Masjidil Haram. Jemaah juga agar tidak melakukan umrah berkali-kali sebelum puncak haji. Keberadaan jemaah di Tanah Suci saat ini bukan untuk umrah berkali-kali tapi untuk berhaji yang membutuhkan ketahanan fisik, terutama saat menjalani puncak haji mendatang,” ucap dia.

Baca juga : 80 Persen Jemaah Haji Tiba di Makkah, PPIH Intensifkan Persiapan Armuzna

Bagi jemaah yang baru tiba di Makkah, ia menambahkan, pelaksanaan umrah wajib dilakukan setelah cukup beristirahat dan mengatur waktu yang cukup leluasa bagi pelaksanaan umrah wajib di tengah kondisi masjid yang sangat padat. Waktunya dikoordinasikan ketua kloter.

“Umrah wajib bagi jemaah lansia, risiko tinggi, jemaah sakit dan jemaah menggunakan kursi roda sebaiknya dilaksanakan setelah selesainya jemaah yang lain kecuali jemaah yang memiliki pendamping,” ujarnya.

“Untuk menjaga kelancaran prosesi umrah wajib, Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jemaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter,” tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.