Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang telah teruji mewarnai perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Berdiri pada 05 Februari 1947, di tengah pergolakan revolusi kemerdekaan, HMI lahir sebagai wujud dari tekad generasi muda untuk menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan semangat kebangsaan. Selama hampir delapan dekade, HMI telah menjadi simbol perjuangan intelektual, spiritual, dan transformasi sosial yang tak terpisahkan dari upaya membangun peradaban masyarakat yang berdaulat dan bermartabat.
Di usia yang ke-78, HMI berdiri di tengah pusaran perubahan zaman yang begitu cepat dan kompleks. Perayaan Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-78 seyogyanya bukan sekedar dijadikan seremoni reflektif atas perjalanan panjang organisasi ini dalam membentuk intelektual Muslim yang progresif. Lebih dari itu, ini adalah momentum untuk mengkaji tantangan geopolitik global yang terus berubah serta merumuskan strategi kader dalam menjawab dinamika dunia kontemporer.
HMI Dan Geopolitik Dunia
Saat ini, dunia tengah menghadapi transisi geopolitik yang kompleks. Amerika Serikat dan sekutunya berhadapan dengan China dan Rusia dalam rivalitas global yang semakin menguat, terutama dalam aspek ekonomi, teknologi, dan militer. Data dari International Monetary Fund (IMF) menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh 5,2 persen pada tahun 2023, sedangkan pertumbuhan ekonomi global melambat hanya mencapai 2,9 persen. Sementara itu, anggaran militer AS mencapai 877 miliar dolar AS pada tahun 2023, dibandingkan dengan China yang mengalokasikan 292 miliar dolar AS (Watson Institute for International and Public Affairs, 2023). Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) bulan Oktober 2024, IMF mempertahankan proyeksi ekonomi global tahun 2024, namun menurunkan proyeksi ekonomi global tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diproyeksi tetap di level 3,2 persen (WEO Juli 24: 3,2 persen), sedangkan tahun 2025 diproyeksi turun menjadi 3,2 persen (WEO Juli 2024: 3,3 persen) (Research Digest, 2024). Selain itu, eskalasi konflik di Timur Tengah, ketegangan di Laut China Selatan, serta dampak perang Rusia-Ukraina menjadi faktor krusial yang memengaruhi stabilitas dunia. Ditambah lagi, perubahan iklim, krisis energi, dan disrupsi teknologi menciptakan tantangan multidimensi bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Indonesia sebagai negara berkembang berada dalam pusaran tarik-menarik kepentingan global. Pemerintah harus cermat dalam menjaga kedaulatan ekonomi dan politik, terutama menghadapi investasi asing, perang dagang, serta intervensi geopolitik yang sering menyusup dalam bentuk diplomasi ekonomi. BKPM (2024) mencatat Penanaman Modal Asing (PMA) naik 18,55 persen, dari Rp 196,20 triliun menjadi Rp 232,65 triliun, dengan kontribusi PMA mencapai 53,92 persen dari total investasi. Lima besar negara PMA adalah Singapura (5,50 miliar dolar AS), Hong Kong (2,24 miliar dolar AS), China (1,86 miliar dolar AS), Malaysia (0,99 miliar dolar AS), dan Amerika Serikat (0,84 miliar dolar AS). Berdasarkan sektor usaha, investasi terbesar berasal dari sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp 58,04 triliun), diikuti oleh Industri Logam Dasar (Rp 55,87 triliun), Pertambangan (Rp 44,64 triliun), Industri Kimia dan Farmasi (Rp 31,61 triliun), serta Industri Makanan (Rp 31,30 triliun).
Baca juga : Memperkuat Pemerintahan Daerah Untuk Stabilitas Papua Dan Geopolitik Indonesia
Bukan hanya itu, tantangan bagi Indonesia tidak hanya datang dari faktor eksternal, tetapi juga dari dampak internal yang berkaitan dengan stabilitas politik dan sosial. Dalam menghadapi berbagai dinamika ini, HMI sebagai organisasi mahasiswa dengan basis perjuangan keislaman dan kebangsaan, sejatinya mengambil peranan aktif dalam memberikan kontribusi positif. Sebagai kader HMI, pemahaman kritis terhadap perubahan global adalah suatu keharusan. Organisasi ini tidak bisa hanya menjadi pengamat pasif dalam menghadapi dinamika geopolitik yang terus berkembang. Sebaliknya, HMI harus mampu memberikan analisis yang tajam terhadap isu-isu strategis yang berhubungan dengan kepentingan nasional dan internasional.
Langkah Strategis Kader HMI
Sebagai bagian dari masyarakat sipil yang berorientasi pada perjuangan keislaman dan kebangsaan, kader HMI sekali lagi tidak bisa hanya menjadi pengamat pasif. Dibutuhkan pemahaman kritis serta langkah strategis agar HMI tetap relevan dalam merespons perubahan global ini.
Dalam konteks ini, kader HMI sejatinya memainkan peran penting dengan setidaknya tiga langkah strategis: Pertama, meningkatkan literasi geopolitik dan ekonomi global. Kader HMI perlu mendalami isu-isu geopolitik global, termasuk bagaimana politik luar negeri Indonesia beradaptasi dengan dinamika dunia. Pemahaman tentang diplomasi ekonomi, perjanjian perdagangan, serta kebijakan energi menjadi kunci dalam membangun daya saing bangsa.
Kedua, menjadi katalisator inovasi dan teknologi. Dalam era disrupsi teknologi, kader HMI perlu bertransformasi dari sekadar aktivis konvensional menjadi agen perubahan di bidang inovasi dan digitalisasi. Data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (2024) menunjukkan bahwa ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Dari potensi tersebut, menguasai teknologi kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan ekonomi digital dapat membantu Indonesia keluar dari jebakan ekonomi berbasis komoditas.
Baca juga : Ekonomi Penuh Tantangan Politik Sangat Terkendali
Ketiga, mendorong kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Kader HMI perlu membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Ini mencakup penguatan UMKM berbasis digital, advokasi kebijakan energi berkelanjutan, serta peningkatan kapasitas kepemimpinan dalam sektor-sektor strategis. Misalkan, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM(2024), UMKM menyumbang 61,07 persen terhadap PDB Indonesia pada tahun 2024, yang menunjukkan betapa pentingnya penguatan sektor ini.
Akselerasi Gerakan Visioner HMI
HMI tidak boleh terjebak dalam romantisme masa lalu. Dalam usianya yang ke-78, organisasi ini perlu bertransformasi menjadi wadah bagi kader yang tidak hanya kritis dalam wacanabelaka, tetapi juga solutif dalam tindakan nyata. Dies Natalis kali ini seyogyanya menjadi titik tolak bagi kader HMI untuk membangun narasi baru: bahwa Islam dan intelektualitas mestihadir dalam menjawab tantangan geopolitik global. HMI perlu kembali menjadi aktor strategis dalam membentuk generasi Muslim yang tidak hanya peduli pada politik domestik, tetapi juga memiliki wawasan global untuk memperjuangkan keadilan, kesejahteraan, dan peradaban yang lebih maju.
Sebagai kader HMI, sudah saatnya kita berhenti menjadi penonton dalam sejarah. Tantangan geopolitik global sejatinyadijawab dengan kesiapan intelektual, gerakan strategis, dan daya partisipasi aktif demi masa depan Indonesia yang berdaulat dan berdaya saing tinggi.
Untuk mewujudkan hal ini, HMI perlu meningkatkan kapasitas intelektual dan diplomasi kadernya. Membangun jaringan internasional menjadi langkah penting agar kader HMI dapat berkontribusi dalam percaturan global. Kehadiran kader HMI dalam forum-forum internasional akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang memiliki pengaruh dalam kebijakan global.
Baca juga : GEAPP Menangkan Penghargaan Di Forum Ekonomi Dunia
HMI perlu mampu membaca perubahan geopolitik dengan lebih cermat. Konflik global yang terjadi saat ini mendesak untuk menjadi bahan kajian strategis bagi HMI untuk merumuskan sikap yang tepat. Misalnya, bagaimana sikap HMI terhadap isu Palestina, perlbagai kebijakan luar negeri Indonesia, serta dinamika politik ekonomi yang berkembang di Asia Tenggara.
Pada hematnya, akselarasi gerakan visioner HMI adalah sebuah keniscayaan jika organisasi ini ingin tetap relevan dan berkontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa. Karenanya,HMI perlu meninggalkan pola pikir yang stagnan dan mulai bertransformasi menjadi kekuatan perubahan global yang progresif.
Oleh: Wahyu Hamdani dan Miftahun Najah
Penulis adalah MPK HMI 2024-2026
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya