Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Djokovic Rela Lepaskan Trofi Kemenangan, Ketimbang Harus Divaksin

Selasa, 15 Februari 2022 21:39 WIB
Djokovic Rela Lepaskan Trofi Kemenangan, Ketimbang Harus Divaksin

RM.id  Rakyat Merdeka - Bintang tenis Novak Djokovic kembali menegaskan sikapnya, yang tidak mau divaksin Covid-19.

Dia lebih memilih melepas trofi kemenangan dalam turnamen tenis besar, ketimbang dipaksa menerima suntikan.

Namun, ia meminta publik tak mengasosiasikannya dengan kelompok anti vaksin. Djokovic bilang, dia hanya ingin mendukung hak individu.

Dia mengaku tak masalah, jika tak diperkenankan tampil di ajang Wimbledon dan Prancis Terbuka. "Saya tahu, itulah harga yang harus saya bayar," ungkap pemain berusia 34 tahun itu dalam wawancara eksklusif dengan BBC, Selasa (15/2).

Baca juga : Jokowi Lepas Ekspor Perdana Toyota Ke Australia

Juara Grand Slam 20 kali itu dideportasi dari Australia pada bulan lalu, setelah pemerintah setempat membatalkan visanya secara berturut-turut karena status vaksinnya. Kala itu, Djokovic hanya menggunakan surat keterangan baru sembuh dari Covid sebagai pengganti sertifikat vaksin, sebagai modal masuk ke Australia. 

Hingga akhirnya, Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke membatalkan visa Djokovic dengan kewenangannya. Hawke beralasan, kehadiran Djokovid dapat mengganggu ketertiban umum dan mendorong sentimen anti-vaksin.

"Saya tidak pernah menentang vaksinasi. Toh waktu kecil, saya juga divaksin. Tetapi, saya adalah tipe orang yang mendukung kebebasan untuk memilih apa saja yang masuk ke dalam tubuh," ucapnya.

Djokovic berharap, ia masih bisa mengayunkan raket tenisnya untuk tahun-tahun mendatang. Seraya berharap, persyaratan vaksinasi di turnamen tertentu akan berubah.

Baca juga : Dubes Iran Mohammad Azad Rayakan 43 Tahun Kemenangan Revolusi Secara Virtual

Namun, dia juga menegaskan kesiapannya untuk melepas kesempatan menjadi pemain tenis pria terhebat sepanjang masa. 

Saingan Djokovic, Rafael Nadal, kini telah memenangkan 21 gelar tunggal Grand Slam - terbanyak dari semua pesaing pria.

"Saya rela melepasnya. Karena, keputusan terkait tubuh saya, lebih penting dari apa pun. Saya mencoba semaksimal mungkin, untuk selaras dengan tubuh saya," tutur Djokovic.

"Saya selalu menjadi murid yang hebat dalam bidang kesehatan, kesejahteraan, kesehatan, dan nutrisi. Keputusan saya banyak dipengaruhi oleh dampak positif dari faktor-faktor seperti mengubah pola makan dan pola tidur, yang selama ini mempengaruhi kemampuan saya sebagai seorang atlet," imbuhnya.

Baca juga : KSP Dorong Kemendag Perbanyak Migor Di Ritel

Djokovic mengaku tetap berusaha open mind dalam menyikapi kemungkinan divaksinasi di masa depan. Karena, menurutnya, kita semua terus berusaha mencari solusi terbaik untuk mengakhiri Covid, secara kolektif.

"Saya tidak pernah menentang vaksinasi. Saya mengerti bahwa secara global, semua orang berusaha keras untuk menangani virus ini, dan berharap pandemi segera berakhir," katanya. [HES]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.