Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mesin Perang Putin Digembosin, Negara-negara Kaya Kompak Hentikan Impor Emas Rusia

Senin, 27 Juni 2022 20:02 WIB
Ilustrasi emas Rusia (Foto: TASS)
Ilustrasi emas Rusia (Foto: TASS)

RM.id  Rakyat Merdeka - Negara-negara kaya kompak melarang impor emas dari Rusia. Sanksi tersebut diharapkan dapat memukul Negeri Beruang Merah, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda bakal mengakhiri konflik Ukraina. Mengingat emas merupakan ekspor andalan kedua negara tersebut, setelah energi.

Data pemerintah Inggris menyebut, kontribusi ekspor emas terhadap perekonomian Rusia pada tahun 2021, mencapai 15,5 miliar dolar AS.

Baca juga : Peningkatan Produksi Jangan Cuma Jargon

Kebijakan stop impor emas Rusia itu telah disampaikan Presiden AS Joe Biden, Minggu (26/6).

Saat ini, para pemimpin G7 bertemu di Jerman untuk membahas cara-cara baru menghukum pemerintahan Presiden Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina. Sambil terus mencari cara untuk mengurangi dampak tekanan ekonomi global.

Baca juga : Mentan Ajak Negara-negara Di Dunia Tekan Food Loss And Waste

"Amerika Serikat telah mengenakan biaya yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Putin. Kami menyetop semua upayanya untuk mendanai perang Ukraina. Termasuk ekspor emas, yang menghasilkan puluhan miliar dolar AS untuk Rusia," cuit Biden via akun Twitter resminya, Senin (27/6).

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meyakini, aksi stop impor emas Rusia akan memberikan pukulan yang cukup keras terhadap Putin.

Baca juga : Pimpinan Lembaga Negara Direncanakan Sampaikan Laporan Kinerja Secara Langsung

"Langkah-langkah yang kami umumkan hari ini, akan langsung menghantam oligarki Rusia dan menyerang jantung mesin perang Putin," kata Johnson, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Downing Street, Minggu (26/6). ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.