Dark/Light Mode

Krisis Pangan Bikin Negara Bangkrut

Peningkatan Produksi Jangan Cuma Jargon

Minggu, 26 Juni 2022 06:30 WIB
krisis pangan dan bahan bakar yang disebabkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina. (Foto : REUTERS/Ramzi Boudina)
krisis pangan dan bahan bakar yang disebabkan oleh invasi Rusia terhadap Ukraina. (Foto : REUTERS/Ramzi Boudina)

RM.id  Rakyat Merdeka - Krisis pangan makin luas, terjadi di berbagai belahan dunia. Sekitar 60 negara sudah menjadi korban. Tidak hanya krisis pangan, perekonomian negara-negara tersebut ikut runtuh.

Krisis pangan yang terjadi tak lepas dari dampak pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina yang meru­pakan produsen dan eksportir komoditas pangan dunia. Seperti gandum, minyak bunga ma­tahari, biji-bijian hingga minyak mentah dan gas bumi.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Sentosa menerangkan, Rusia dan Ukraina merupakan bagian dari negara-negara pemasok utama pangan biji-bijian, seperti gandum dan jagung. Tak hanya itu, kedua negara juga pemasok bahan baku pupuk.

Baca juga : Bantu Edukasi Warga, PLN UIP Jawa Bagian Barat Bangun Taman Pintar Di Tangerang

Jika perang kedua negara terus berlanjut, dunia akan kehilangan produksi, sekitar 60 juta ton gandum, 38 juta ton jagung dan 10,5 juta ton barley.

“Pasokan minyak nabati juga akan berkurang. Perang Rusia dan Ukraina mengubah pola perdagangan, produksi, dan konsumsi berbagai komoditas. Akibatnya, sejumlah komodi­tas cetak harga rekor di tahun 2022,” kata Andreas kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurut Andreas, kondisi tersebut harus diwaspadai Pe­merintah dan seluruh pemangku kepentingan. Pertanaman dan panen pertanian nasional tahun 2022/2023 harus benar-benar ditingkatkan untuk menghin­darkan Indonesia dari krisis pangan.

Baca juga : Terima Wartawan Senior, Bamsoet Dorong Peningkatan Gerakan Wakaf

“Ketidakpastian global masih terjadi hingga 3 tahun men­datang. Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan produksi pangan. Bukan hanya jargon, tapi peningkatan juga harus dilakukan melalui usaha tani,” kata Andreas.

Agar Indonesia tidak mengalami krisis pangan, Presiden Jokowi menginstruksikan ja­jarannya segera mengambil langkah antisipasi. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan yang saat ini menganggur untuk ditanami komoditas pangan.

“Saya sampaikan pada rakyat, sekarang jangan sampai ada la­han yang telantar tidak ditanami apa-apa.

Baca juga : Dubes Rusia, Kenangan Sang Kakek Di Peringatan Perang Patriotik

Tanami yang gampang. Jagung 3 bulan sudah bisa panen, singkong juga 3 bulan sudah panen. Tanami cepat-cepat kar­ena kita tidak tahu situasi, pe­rubahan iklim dan lain-lain,” kata Jokowi saat kunjungan ke Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (22/6).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.