Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mendag Lutfi: ASEAN Harus Kompak Respon Ekonomi Dunia

Minggu, 15 Mei 2022 07:47 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat mendampingi Presiden Jokowi Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika Serikat (AS). (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat mendampingi Presiden Jokowi Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika Serikat (AS). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meminta agar ASEAN kompak merespons perkembangan ekonomi dunia. Jika tidak, masa depan rantai pasok di ASEAN bakal terganggu.

Pada hari kedua Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika Serikat (AS), Lutfi menegaskan bahwa penguatan ASEAN merupakan kunci pertumbihan ekonomi kawasan. Penegasan ini disampaikan usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali.

Pertemuan bilateral juga membahas persiapan pelaksanaan rangkaian Pertemuan Spesial ASEAN Economic Ministers (AEM) yang akan dilaksanakan pada 17-18 Mei 2022 di Bali, Indonesia.

Lutfi menyampaikan, pembahasan kondisi ekonomi global, antara lain terkait peningkatan proteksionisme era modern, peningkatan inflasi pascakonflik Rusia-Ukraina yang memicu krisis energi dan inflasi harga dunia.

Baca juga : Prospek Ekonomi Indonesia Cerah

Serta peningkatan ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Di samping itu, berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti Indo-Pacific Economic Forum (IPEF) oleh Amerika Serikat, European Union Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).

Lutfi menekankan, rantai pasok di ASEAN akan sangat terganggu di masa mendatang apabila ASEAN tidak segera merespon berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.

"ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan," pintanya.

Baca juga : Ekonomi Tumbuh Positif

Sebab ia memandang penguatan ekonomi harus berasal dari dalam ASEAN. ASEAN memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu direvitalisasi. Seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN di Malaysia, proyek fabrikasi tembaga ASEAN di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, dan proyek vaksin ASEAN di Singapura.

"Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang. Sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan," pesan Lutfi.

Pandangan ini mendapat tanggapan positif dari Menteri Sorasak dan Menteri Azmin yang juga berpandangan sama. Menteri Sorasak, selaku ketua AEM tahun ini akan mendukung penuh pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan dilaksanakan di Bali dan akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkrit dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespon perkembangan ekonomi global saat ini.

Pada hari yang sama, Lutfi juga menghadiri kegiatan Indonesia Ministers Meeting with United States Business Leaders yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Baca juga : Syarief Hasan: APBN Harus Fokus Pemulihan Ekonomi Nasional

Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.

Pada pertemuan ini, Mendag menyampaikan, Indonesia menargetkan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari 4,000 dolar AS menjadi sekitar 12,500 dolar AS pada periode 2038-2040.

Untuk mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.

"Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah Indonesia untuk keluar dari status negara dengan pendapatan menengah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.