Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Inacraft On October Dongkrak Industri Kerajinan Indonesia Tembus Peringkat Ke-15 Dunia
- Gandeng Asephi, Menteri Teten Berantas Produk Impor Yang Rugikan UMKM Lokal
- 168 WNI Terancam Hukuman Mati, Didominasi Kasus Narkoba, Terbanyak Di Malaysia
- Duh, Beregu Putra-Putri Bulutangkis Langsung Tumbang Di Asian Games
- GoTo Dan KCI Kolaborasi, Rilis Fitur GoRide Transit
PM Inggris: Perang Ukraina Tak Mungkin Terjadi, Kalau Putin Perempuan
Rabu, 29 Juni 2022 22:22 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Tanpa tedeng aling-aling, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, perang Ukraina tak mungkin tercetus, bila Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang perempuan.
"Jika Putin adalah seorang wanita, saya tak yakin, dia akan melakukan serangan dan kekerasan yang gila dan macho, seperti yang dilakukannya saat ini," kata Johnson kepada Stasiun TV Jerman ZDF, Selasa (28/6) malam.
"Invasi Putin ke Ukraina adalah contoh sempurna dari toxic masculinity," tegasnya.
Baca juga : Jokowi Minta Perang Ukraina Segera Dihentikan, Jangan Lagi Ada Kota Yang Hancur
Johnson lantas menyerukan pentingnya pendidikan yang lebih baik bagi anak perempuan di seluruh dunia. Serta mendorong lebih banyak wanita dalam posisi kekuasaan.
Pernyataan Johnson ini kemudian ditanggapi oleh Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Kepada Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, Peskov mengatakan, psikoanalis Sigmund Freud pasti akan senang memiliki subjek seperti itu dalam hidupnya.
Baca juga : BNI Dan DJP Sinergi Tingkatkan Layanan Perpajakan
"Itu penting untuk penelitiannya," ucap Peskov.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, menuding Johnson menyembunyikan suatu bentuk sweaty fantasies.
"Apa yang telah dilakukan 7 orang bersama-sama?" tulis Zakharova via Telegram, merujuk pada pertemuan para pemimpin G7 di Jerman.
Baca juga : DPR: Indonesia Mulai Aktif Wujudkan Perdamaian Dunia
Dalam sesi wawancara dengan ZDF, Johnson menuturkan, semua orang menginginkan perang segera berakhir. Namun saat ini, kedua pihak belum mencapai kesepakatan apa pun. Dari Putin, tak ada tawaran perdamaian.
"Sekutu Barat harus mendukung Ukraina, untuk memungkinkannya berada di posisi strategis terbaik, jika negosiasi damai dengan Moskow terjadi," ucap Johnson. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya