Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ngeri, Limbah Plastik Terbanyak Sedunia Tumplek Di Asia Tenggara

Kamis, 8 Desember 2022 10:20 WIB
Ilustrasi limbah plastik (Foto: CNU)
Ilustrasi limbah plastik (Foto: CNU)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampah plastik yang tak tertangani dengan baik, terus menjadi beban dunia.

Pakar Lingkungan dari Chung Nam University, Korea Selatan, Prof. Yong-Chul Jang mengatakan, kondisi tersebut paling banyak ditemukan di benua Asia. Dengan kontribusi mencapai 80,99 persen.

"Polusi plastik akibat salah kelola limbah sampah, paling banyak terjadi di Asia Tenggara. Wilayah lainnya adalah Asia Timur dan Asia Selatan," kata Prof. Yong-Chul dalam Workshop IV Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea bertema "Indonesia-Korea Cooperation: Synergizing A Path Towards A Circular Economy" yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation beberapa waktu lalu.

Baca juga : Imbal Hasil Obligasi AS Turun, Rupiah Menguat

Angka cemaran plastik di Asia yang melangit hingga 80,99 persen, jelas lebih tinggi ketimbang Afrika, yang hanya 7,99 persen. Disusul Amerika Selatan 5,51 persen; Amerika Utara 4,5 persen; Eropa 0,6 persen; dan Oceania 0,37 persen.

Ironisnya lagi, 10 sungai yang paling banyak menyebabkan pencemaran laut,  juga ada di Asia. Lagi-lagi, Asia Tenggara menjadi yang paling banyak.

Tujuh di antaranya ada di Filipina (Sungai Pasig 6,43 persen; Tullahan 1,33 persen; Meycauayan 1,23 persen; Pampanga 0,95 persen; Libmanan 0,72 persen; Rio Grande de Mindanao 0,54 persen; dan Agno 0,47 persen). Disusul India dengan Sungai Ulhas 1,33 persen dan Gangga 0,63 persen. Serta Malaysia dengan Sungai Klang 1,33 persen.

Baca juga : Dibuka 15 Desember, Ganjar Pastikan Tol Semarang-Demak Siap Digunakan Saat Libur Nataru

Prof. Yong-Chul Jang mengatakan, kondisi ini tak boleh didiamkan berlarut-larut.

Karena sampah plastik yang tak tertangani dengan baik, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan sekitar. Tetapi juga berpengaruh buruk terhadap perubahan iklim, sektor ekonomi, ekosistem atau terkait biodiversity, dan keamanan pangan.

Faktanya, berdasarkan riset tahun 2015, lautan sampah plastik telah merugikan sektor pariwisata, perikanan, dan kelautan negara-negara APEC hingga sebesar 10,8 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca juga : Indonesia Pimpin Pengembangan Genomik Level Asia Tenggara

Sementara kerusakan yang ditimbulkan sampah plastik terhadap ekosistem laut, diperkirakan mencapai 13 miliar dolar AS.

"Di pasar ikan Makassar, sampah ditemukan pada 28 persen ikan dan 55 persen spesies yang diambil sampel," jelas Prof. Yong-Chul.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.