Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bocah Guatemala Tewas Dalam Penahanan Amerika

Kamis, 27 Desember 2018 11:06 WIB
Tenda-tenda penampungan anak imigran gelap di Tornillo-Marcelino Serna Port, Tornillo, Texas. (Foto: Istimewa)
Tenda-tenda penampungan anak imigran gelap di Tornillo-Marcelino Serna Port, Tornillo, Texas. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bocah laki-laki 8 tahun asal Guatemala, meninggal pada Selasa (25/12) tengah malam setelah ditahan petugas perbatasan Amerika Serikat (AS). Kematian bocah tersebut yang kedua kali terjadi bulan ini pada anak-anak migran yang sedang ditahan AS.

Bocah Guatemala itu, beserta ayahnya, berada di bawah penahanan Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP), Senin (24/12), ketika seorang agen Patroli Perbatasan memperhatikan anak tersebut terlihat sakit. 

Ayah dan puteranya kemudian dibawa ke Gerald Champion Regional Medical Center di Alamogordo, New Mexico. Di rumah sakit itu, sang bocah didiagnosis mengalami pilek dan demam biasa dan akhirnya dibolehkan pulang oleh staf rumah sakit.

Baca juga : Tepis Selingkuhan Pengusaha Jatim

Namun kemudian pada malam itu, bocah tersebut muntah-muntah dan dibawa kembali ke rumah sakit. Dia meninggal tak lama setelah tengah malam. CBP mengatakan, penyebab kematian belum diketahui.

Nama ayah dan anak tidak disebutkan dan CBP mengatakan, pihaknya akan mengeluarkan keterangan lebih rinci jika sudah ada dan layak. Kematian itu sudah diberitahukan kepada para pejabat Guatemala.

Kementerian Luar Negeri Guatemala mengatakan, Konsulnya di Phoenix sedang berusaha untuk berbicara dengan ayah anak tersebut. Kementerian menjanjikan kepada sang ayah bahwa pihaknya akan memberikan seluruh bantuan kekonsuleran yang diperlukan serta perlindungan.

Baca juga : RI Ajak Australia Berkontribusi Dalam Penyelesaian Masalah Palestina-Israel

Dalam pernyataan, Kemlu Guatemala mengatakan, pihaknya juga telah meminta catatan medis untuk mengetahui dengan jelas penyebab kematian bocah tersebut. Menurut Kementerian, sang bocah dan ayahnya memasuki Amerika Serikat melalui El Paso, Texas, pada 18 Desember lalu dan dipindahkan ke pos pemeriksaan perbatasan di Alomogordo pada 23 Desember 2018.

Anggota Kongres Texas Joaquin Castro menyerukan penyelidikan atas kematian bocah itu. “Kita harus memastikan bahwa kita memperlakukan migran dan pencari suaka dengan martabat manusia dan memberikan perawatan medis yang diperlukan kepada siapa pun dalam tahanan Pemerintah Amerika Serikat,” katanya seperti dilansir dari BBC, kemarin. 

Ribuan migran telah melakukan perjalanan dari Amerika Tengah ke perbatasan AS. Para migran mengatakan, mereka melarikan diri dari penganiayaan, kemiskinan dan kekerasan di negara asal mereka di Guatemala, Honduras, dan El Salvador. Banyak dari mereka mengatakan, tujuan mereka adalah untuk menetap di AS meskipun ada peringatan dari pejabat AS bahwa siapa pun yang ditemukan memasuki negara itu secara ilegal akan menghadapi penangkapan, penuntutan dan deportasi.

Baca juga : Seniman Indonesia Tampil Dalam Pameran Seni Australia

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah berupaya menghalangi orang-orang menyeberangi perbatasan secara ilegal antara gerbang-gerbang masuk negara dalam rangka mencari suaka. Pada saat yang sama, pemerintahan Trump membatasi akses legal untuk pos-pos perbatasan resmi. Keadaan itu menyebabkan para pemohon suaka harus menunggu selama berbulan-bulan. Termasuk mereka yang datang secara berombongan dari negara-negara Amerika Tengah tahun ini. Pada awal Desember, seorang anak perempuan berusia 7 tahun bernama Jakelin Caal, juga asal Guatemala, meninggal setelah ditahan bersama ayahnya oleh para petugas perbatasan AS di sebuah daerah terpencil di New Mexico.  [DAY]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.