Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Perjalanan Ke Iran (5)

Hubungan Indonesia-Iran, Wakil Dunia Islam Global

Senin, 13 Maret 2023 07:05 WIB
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad (ke-2 kiri), Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 HM Jusuf Kalla (ke-2 kanan), Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fadel Muhammad Alhaddar (kanan) dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (kiri) di Peringatan Revolusi Islam Iran ke-44, Jumat, 10 Februari 2023 di Jakarta. [Foto: DWI PAMBUDO/RM.id]
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad (ke-2 kiri), Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 HM Jusuf Kalla (ke-2 kanan), Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fadel Muhammad Alhaddar (kanan) dan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (kiri) di Peringatan Revolusi Islam Iran ke-44, Jumat, 10 Februari 2023 di Jakarta. [Foto: DWI PAMBUDO/RM.id]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 18 hingga 25 Februari 2023 lalu, wartawan Rakyat Merdeka & RM.id, Muhammad Rusmadi berkesempatan mengunjungi Iran. Kunjungan ini difasilitasi oleh Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia, Dr Mohammad Reza Ebrahimi. Berikut catatan perjalanannya:

Hubungan Indonesia dengan Iran, jelas, sangat penting. Mengingat kedua negara sama-sama sebagai negara mayoritas Muslim. Artinya, turut bertanggung jawab mewakili dunia Islam secara global, walau ada perbedaan praktek keagamaan.

Baca juga : Mentan Dorong Kopi Indonesia Merambah Seluruh Dunia

Indonesia, memiliki populasi Sunni terbesar di dunia. Sementara Iran, satu-satunya negara mayoritas Syiah di dunia.

Hubungan diplomatik Indonesia-Iran telah dimulai sejak 1950. Kedua negara adalah juga anggota penuh dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Gerakan Non-Blok, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Kelompok D-8 Negara Berkembang.

Baca juga : Berasa Aneh, Hari Kerja Di Iran Di Hari Minggu

Yang terakhir, dikutip dari laman kemlu.go.id, Developing Eight (D-8) didirikan melalui Deklarasi Istanbul yang disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 D-8 pada 15 Juni 1997 di Istanbul, Turkiye. D-8 terdiri dari delapan negara berkembang, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turkiye.

Mulanya, D-8 dimaksudkan menghimpun kekuatan negara-negara Islam anggota Organisasi Kerja sama Islam, guna menghadapi ketidakadilan dan sikap mendua negara-negara Barat dalam kerja sama ekonomi global.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.