Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terpecah Antara Keluarga dan Kepentingan Nasional

AdiK PM Inggris Mundur dari Parlemen dan Kabinet

Kamis, 5 September 2019 22:24 WIB
Jo Johnson dan Boris Johnson. (Foto SKY)
Jo Johnson dan Boris Johnson. (Foto SKY)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (BoJo) mendapat pukulan baru ketika, Kamis (5/9/2019), saudaranya, Jo mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintah dan parlemen.

Jo merupakan anggota Parlemen Partai Konservatif sejak 2010 belum lama ini diangkat abangnya sebagi Menteri Negara untuk Urusan Bisnis, Energi dan Strategi Industri (BEIS) dan Pendidikan.

Baca juga : Hari Pelanggan Nasional, Pertamina Bagi-bagi Lamborghini dan Link Aja

"Dalam beberapa pekan terakhir saya terpecah antara kesetiaan keluarga dan kepentingan nasional, ini adalah ketegangan yang tak terpecahkan dan waktu yang tepat bagi orang lain mengambil peran saya sebagai anggota parlemen dan menteri," cuitan Jo di Twitter.

Jo dan BoJo beda pandangan soal Brexit. Ketika referendum 2016, Jo kampanye untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa (47). Menurut Kantor Perdana Menteri, BoJo memahami pilihan adiknya. Ia menyatakan, adiknya itu adalah seorang menteri yang brilian, berbakat, dan seorang anggota parlemen yang fantastis. Tentunya keputusan itu tidak akan mudah.

Baca juga : Special SOM AMAF ke-40, Indonesia Tekankan Pentingnya Revolusi Industri Pertanian

Pengunduran diri adiknya itu terjadi di pekan yang sibuk bagi BoJo setelah pergulatan di parlemen Rabu (4/9/2019). Niatnya mendapatkan dukungan atas Brexit pupus. Keinginannya untuk melakukan percepatan pemilu juga tidak mendapatkan dukungan luas dari Parlemen Inggris.

Parlemen Inggris memberikan suara mendukung undang-undang yang memblokir keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan. Sebanyak 329 anggota parlemen tidak memberikan dukungan kepada PM Johnson, sementara 300 lainnya memberikan dukungan.

Baca juga : Anggota Parlemen Beri Penghormatan Terakhir Kepada May

Sebagian besar dari anggota parlemen yang mendorong undang-undang pemblokiran itu juga berasal dari Partai Konservatif yang dipimpin Johnson. Dengan hasil ini, sebuah Komite dalam parlemen bisa dibentuk untuk melakukan amendemen undang-undang itu.

Soal pemilihan sini,  Meski kubu Johnson menang 298 suara dan 56 lain menentangnya, tidak bisa membuat dilakukannya percepatan pemilu. Karena tidak terpenuhinya dua pertiga suara yang bisa mendukung keinginannya itu. Melalui hasil ini, tidak ada jalan lain bagi mantan Wali Kota London itu untuk mengupayakan perpanjangan lagi. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.