Dark/Light Mode

Biden Pastikan, Ukraina Tak Dapat Keistimewaan Masuk NATO

Minggu, 18 Juni 2023 06:27 WIB
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada media di pangkalan udara Joint Base Andrews di Maryland, Sabtu (17/6). (Foto: AFP via CNA)
Presiden AS Joe Biden berbicara kepada media di pangkalan udara Joint Base Andrews di Maryland, Sabtu (17/6). (Foto: AFP via CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memastikan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan istimewa kepada Ukraina, untuk menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sekalipun negara tersebut menjadi sasaran invasi Rusia sejak akhir Februari 2022.

"Mereka harus memenuhi standar yang sama dengan negara lain. Tidak ada keistimewaan," kata Biden kepada wartawan di dekat Washington, Sabtu (17/6).

Pernyataan ini disampaikan Biden, sebelum para pemimpin NATO menggelar pertemuan di Vilnius, Ibu Kota Lithuania, bulan depan.

Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pertemuan tersebut merupakan langkah simbolis pertama yang digelar pihaknya, untuk Ukraina.

Baca juga : Menperin Siapkan 6 Jurus Kerek Daya Saing Industri Manufaktur

Pertemuan yang ditujukan untuk mempererat hubungan politik antara NATO dan Ukraina itu akan memastikan Kiev mendapat kursi yang lebih setara, dalam mengkonsultasikan dan memutuskan masalah keamanannya.

"Kami memastikan, tidak akan ada pembicaraan tentang keanggotaan Kiev. Saya percaya, kami akan menemukan solusi terbaik dan mencapai konsensus," ujar Stoltenberg, Jumat (16/6).

Negara-negara NATO di Eropa Timur telah mendorong peta jalan yang lebih baik bagi Ukraina, untuk menjadi anggota organisasi tersebut.

Namun, sekutu utama seperti Amerika Serikat dan Jerman rupanya masih belum sreg. 

Baca juga : KAI Tingkatkan Keamanan Dan Keselamatan Di Perlintasan Kereta

Sekalipun pada Jumat (16/6) lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengusulkan pelonggaran persyaratan keanggotaan, jika Ukraina betul-betul siap untuk bergabung.

Sejak Moskow menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022, negara-negara NATO telah memasok persenjataan senilai puluhan miliar dolar AS. 

Namun, beberapa pemimpin NATO khawatir, langkah memperluas keanggotaan ke Ukraina akan meningkatkan kemungkinan aliansi menghadapi Rusia secara langsung dalam perang.

Finlandia resmi menjadi anggota ke-31 NATO pada April 2023. Namun Swedia, gagal memuluskan langkah, karena terganjal Turki. Pasalnya, Ankara menuduh Swedia menyembunyikan militan Kurdi, yang dianggap teroris.

Baca juga : OJK Tingkatkan Literasi Dan Inklusi Keuangan Di Daerah 3T

Dalam kesempatan tersebut, Biden juga menjawab pertanyaan wartawan tentang pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, bahwa Moskow telah mengerahkan senjata nuklir di sekutu dekat dan tetangganya, Belarusia.

"Saya telah berkomentar berkali-kali. Itu sama sekali tidak bertanggung jawab," kata Biden di pangkalan militer Joint Base Andrews Maryland, dekat Washington, sebelum bertolak ke Philadelphia.

Pernyataan inj menggemakan sentimen Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang sebelumnya menyebut pilihan Belarusia menerima senjata itu sebagai langkah yang provokatif. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.