Dapat Visa Amerika, Tapi Presiden Iran Dilarang Kelayapan di New York

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Iran Hassan Rouhani akhirnya tiba di New York City, Amerika Serikat, setelah visanya dipersulit. Namun tak seperti delegasi negara lain, Rouhani tak bisa kelayapan di kota yang dijuluki Big Apple itu.

Rouhani dijadwalkan berpidato di Majelis Umum PBB dan mengadakan konferensi pers pada Rabu (25/9). Kunjungannya terjadi saat ketegangan yang kian meningkat dengan AS.

Baca juga : Dalam Sehari, Presiden Akan Cari Pengganti Nahrawi

AS sebelumnya mempersulit pemberian visa kepada para delegasi Iran, yang memicu kecaman dari beberapa negara dan memaksa PBB campur tangan. Sebagai tuan rumah, AS wajib mengeluarkan visa kepada para diplomat yang bertugas di markas PBB. 

Meski dapat visa, Rouhani dilarang kelayapan Rouhani hanya boleh pergi ke markas utama PBB, yang lokasinya di East River, Manhattan. Selain itu, Rouhani hanya boleh pergi ke kediaman diplomat Iran dan berkeliling hotel tempat dia dan sejumlah delegasi Iran menginap selama di New York.

Baca juga : Ngabalin Bilang, Ketua KPK Kekanak-kanakan

Kepada AFP, diplomat AS mengatakan Rouhani harus tunduk pada pembatasan perjalanan yang ketat. Hal yang sama  dialami Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif yang datang ke New York pada Juli lalu.

Para pejabat asing kerap meluangkan sedikit waktu selama Sidang Majalis Umum PBB untuk berbelanja atau sekedar berjalan-jalan di Central Park, namun hal itu tak berlaku bagi Rouhani. Pembatasan serupa diterapkan pada para pemimpin asing yang tak sejalan dengan AS di masa lalu, seperti mendiang pemimpin Kuba Fidel Castro.

Baca juga : Sosialisasi Piala Presiden Kompetisi Nasional Media di Manado

Rouhani harus melakukan perjalanan dari Bandara JFK menuju Markas PBB menggunakan sebuah terowongan yang menghubungkan wilayah-wilayah Queens dan Manhattan, lantaran dia tak diperbolehkan melewati jembatan-jembatan utama New York mana pun. Dia diizinkan datang ke kediaman duta besar Iran di Fifth Avenue yang mewah, namun hal itu tidak berlaku bagi semua staf misi Iran.

Iran dan AS berselisih sejak Mei tahun lalu. Saat itu,  Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan mulai menerapkan kembali sanksi ekonomi tekanan maksimum atas Iran. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.