Dark/Light Mode

Dorong Gencatan Senjata, Hamas Siap Bebasin 70 Orang Sandera

Rabu, 15 November 2023 06:06 WIB
Warga Palestina berkerumun di dekat mobil ambulans yang rusak dibom tentara Israel di pintu masuk Rumah Sakit al-Shifa di Gaza City, pada 3 November 2023. (Reuters/Mohammed Al-Masri)
Warga Palestina berkerumun di dekat mobil ambulans yang rusak dibom tentara Israel di pintu masuk Rumah Sakit al-Shifa di Gaza City, pada 3 November 2023. (Reuters/Mohammed Al-Masri)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sayap bersenjata kelompok pejuang Palestina, Hamas, Brigade al-Qassam, menyatakan siap membebaskan sandera dengan kesepakatan gencatan senjata selama lima hari.

Lewat mediator Qatar, Juru Bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, mengatakan, Hamas siap menukarkan maksimal 70 sandera wanita dan anak-anak yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas gencatan senjata.

“Pekan lalu ada upaya dari saudara-saudara Qatar untuk membebaskan tawanan musuh yang terdiri dari wanita dan anak-anak, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan musuh,” terang Abu Ubaida, dalam sebuah rekaman audio yang diposting di saluran Telegram kelompok tersebut, dikutip Al Arabiya, Selasa (14/11/2023).

Menurut Ubaida, gencatan senjata harus mencakup pertukaran sandera dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Namun, dia khawatir nantinya justru Israel yang membatalkan perjanjian kesepakatan tersebut, dengan menunda-nunda dan menghindari poin-poin kesepakatan gencatan senjata.

Baca juga : Evan Dimas Siap Berkontribusi Bareng PSIS Semarang

Sebelumnya, Hamas mengatakan, lebih dari 60 sandera hilang karena serangan udara Israel di Gaza. Ubaida merinci, 23 mayat dari 60 tawanan itu terjebak di bawah reruntuhan.

Dilansir Xinhua, serangan dari udara dan darat yang diluncurkan Israel terus berlangsung dan semakin mendekati jantung Gaza City. Padahal, di lokasi itu banyak instansi kesehatan dan rumah sakit tempat korban perang, wanita hamil dan bayi berlindung.

Operasi militer Israel di Gaza dilakukan sebagai pembalasan atas serangan kilat Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 240 orang Israel dan warga asing.

Selama ini, Israel menolak menerapkan gencatan senjata di Gaza dengan alasan hanya akan menguntungkan Hamas, faksi Palestina yang memimpin Gaza sejak 2007. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan, tidak akan ada gencatan senjata di Gaza, sebelum Hamas membebaskan para sandera.

Baca juga : Kris Tjantra: Ganjarist Dan Petani Sragen Siap Menangkan Ganjar

Secara terpisah, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak pasukan Israel untuk tidak lagi menyasar rumah sakit di Jalur Gaza. Dia meminta rumah sakit dan instansi kesehatan di Gaza, harus dilindungi.

Pernyataan ini muncul setelah beredar kabar bahwa tank-tank Israel mengepung gerbang Rumah Sakit Al-Shifa.

“Harapan dan ekspektasi saya, tindakan menyasar rumah sakit akan berkurang. Kami akan meminta informasi terkini dari Israel,” tegas Biden, di Gedung Putih, dikutip Reuters, Selasa (14/11/2023).

Dia menambahkan, AS juga tengah berkomunikasi dengan Qatar, negara mediator negosiasi dengan Hamas, untuk mewujudkan jeda kemanusiaan segera.

Baca juga : Hari Ini Ketemuan, Jokowi Siap Sampaikan Pesan Presiden Palestina Ke Biden

Tank-tank Israel ditempatkan di luar rumah sakit Al-Shifa, dan militer Israel menuding rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu, digunakan sebagai pusat komando Hamas. Dan pasien dijadikan tameng.

Namun Hamas serta pihak RS Al-Shifa membantah tuduhan Israel. Hamas berkali-kali menegaskan, dan menuding balik Israel yang menjadikan rumah sakit untuk melakukan genosida.

Pemerintah Hamas di Jalur Gaza, Palestina menyampaikan, total korban tewas akibat serangan militer Israel, hingga Senin malam (13/11/2023), telah meningkat menjadi 11.800 orang. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.