Dark/Light Mode

Sering Jadi Korban Hoaks, Rusia Kesal

Rabu, 6 November 2019 15:18 WIB
Maxim S Grigoriev (kanan) memaparkan sejumlah tuduhan media barat pada Rusia. (Foto Diananda Rahmasari/RM)
Maxim S Grigoriev (kanan) memaparkan sejumlah tuduhan media barat pada Rusia. (Foto Diananda Rahmasari/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia adalah salah satu negara yang kerap diserang media Barat. Menurut Presiden Foundation for the Study of Democracy Rusia, Maxim S Grigoriev, serangan itu sangat terasa ketika ada pemberitaan soal Rusia di Timur Tengah, khususnya Suriah.

"Amerika Serikat memang kerap menuding Rusia sebagai penyebar teror dan penyerang di kawasan konflik," ujar Grigoriev terdengar kesal, dalam diskusi terbuka di FPCI, Jakarta Selasa siang (5/11).

 "Contohnya di Suriah. Media Barat menuduh pasukan kami melakukan serangan kimia yang menyebabkan ratusan warga sipil mengalami sesak napas, bahkan tewas. Ini bohong," tegasnya.

Baca juga : Sekarang, Dia Hadir Di Antara Kami

Menurut Grigoriev, ia pernah turun ke lapangan untuk memeriksa kebenaran tuduhan ini. "Saya pergi ke Douma yang disebut lokasi serangan kimia Rusia. Saya cek, tidak ada korban serangan kimia di sana," lanjutnya.

"Saya bahkan mewawancarai beberapa keluarga. Menanyakan apakah benar ada serangan kimia. Adakah dari mereka yang menjadi korban serangan. Jawabannya, tidak ada serangan seperti yang dituduhkan," bebernya.

Dalam pemaparannya, Grigoriev menjelaskan bahwa ada kelompok bernama 'White Helmet' yang membumbui situasi di Suriah untuk keperluan pemberitaan negatif pada Rusia.

Baca juga : E-Budgeting Baik, Manusianya?

"Kelompok ini pembohong. Foto-foto mereka rekayasa. Laporan mereka mengenai adanya keluarga Suriah yang terjebak serangan Rusia juga bohong. Media Barat menyebarkan kabar bohong ini ke dunia," ujarnya terdengar kesal.

Untuk itu, Grigoriev mengingatkan bagi pembaca berita baik cetak, televisi, radio atau berita online agar melakukan pengecekan ke berbagai sumber lain.

"Kementerian Luar Negeri Rusia punya portal khusus untuk mengabarkan situasi terkini di tempat pasukan kami bertugas. Mereka ada video dan foto. Bisa cek. Jangan telan bulat-bulat berita dari satu pihak saja," sarannya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.