Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- KPK Sidik Dugaan Korupsi Shelter Tsunami Di NTB, 2 Orang Jadi Tersangka
- Survei BI: Keyakinan Konsumen Terhadap Ekonomi Di Juni 2024 Tetap Kuat
- Uruguay Vs Kolombia, Kuncinya Terus Menyerang
- Pelatih Kanada Janjikan Permainan Agresif Lawan Argentina
- Jokowi Yakin, Presiden Terpilih Prabowo Subianto Tak Abaikan Rekomendasi BPK
![Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dalam kampanye di Raleigh, North Caroline, Amerika Serikat, 28 Juni 2024. Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dalam kampanye di Raleigh, North Caroline, Amerika Serikat, 28 Juni 2024.](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) khawatir Joe Biden batal ikut pemilihan presiden (Pilpres) akibat desakan publik di Amerika Serikat (AS). Sebab jika hal tersebut terwujud, bisa dinilai sebagai catatan buruk proses demokrasi, sehingga membuka celah China dan Rusia menyerang sistem yang dianut Negeri Paman Sam.
Dampak dari buruknya performa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghadapi Donald Trump dalam debat perdana capres AS, 27 Juni 2024, merambat hingga Eropa.
Menurut Redaktur Politik dan Kebijakan UK dan Eropa CNN, Luke McGee, pandangan umum di antara para sekutu AS adalah bahwa Biden merupakan sosok rasional yang dikelilingi orang-orang yang rasional. Apa pun yang terjadi, mereka akan terus membuat keputusan yang masuk akal.
Baca juga : Kejagung Umumkan Jumlah Kerugian Negara Rp 1,1 Triliun
Prospek kembalinya Trump juga dinilai sebagai hal yang mengkhawatirkan. Namun hal ini sudah diketahui para sekutu.
“Kekhawatiran para sekutu Amerika adalah bahwa negara terkuat di dunia ini tidak dapat memberikan satu hal yang paling mereka inginkan, yaitu stabilitas,” kata McGee.
Menurutnya, para diplomat khawatir bahwa menyingkirkan seorang kandidat pada tahap akhir dalam siklus pemilihan presiden dapat merusak keseluruhan proses demokrasi.
Baca juga : Pamer Bukti Pernikahan
“Hal ini dapat memungkinkan musuh-musuh seperti China dan Rusia untuk menyerang sistem demokrasi AS, membuatnya terlihat lemah dibandingkan dengan sistem otokrasi yang mereka anut,” terang McGee.
Dalam debat capres AS perdana, penampilan Biden tampak suram. Setelah itu, muncul banyak desakan agar sang capres petahana mundur dari pencapresan.
Hasil survei CBS News/YouGov pada Minggu (30/6/2024) menunjukkan, 72 persen warga Amerika percaya bahwa kondisi mental Biden saat ini tidak memungkinkannya mencalonkan diri kembali untuk periode kedua.
Baca juga : Data Bocor, Rakyat Harus Antisipasinya Gimana Ya
Angka itu meningkat 7 persen dibandingkan dengan jajak pendapat serupa sebelum debat capres perdana pekan lalu. Sementara opini editorial New York Times pada Jumat (28/6/2024) menyarankan Biden untuk mundur dari pencalonannya di Pilpres AS 2024 dan membiarkan kandidat baru dari Partai Demokrat menggantikannya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya