Dark/Light Mode

Trump Menang Pilpres AS, Sri Mul Beberin Dampaknya

Sabtu, 9 November 2024 08:00 WIB
Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat 2024. (Foto: Getty Images)
Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat 2024. (Foto: Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Apa dampak kemenangan Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat (AS) bagi dunia? Menteri Keuangan, Sri Mulyani membeberkan kemenangan Trump bisa mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Kekhawatiran terhadap gaya kepemimpinan Trump bukan tanpa alasan. Apalagi, jika melihat rekam jejak kepemimpinannya sebagai Presiden AS, di era 2016-2020. Pada periode pertama kepemimpinan­nya, Trump yang membawa slogan "Make America Great Again" atau mengembalikan kejayaan Amerika, mengeluarkan sejumlah kebijakan kontroversial.

Presiden asal Partai Republik ini, melancarkan perang dagang, dan menaikkan tarif bea masuk barang-barang impor. Trump juga menarik AS keluar dari Perjanjian Iklim Paris, komitmen global untuk mengurangi emisi karbon demi me­ngatasi perubahan iklim. Di dalam negeri, Trump juga menerapkan pemotongan pajak yang besar untuk perusahaan-perusahaan besar.

Baca juga : Erick Petakan Aset BUMN

Sri Mul-sapaan Sri Mulyani-rupanya sudah memahami situasinya. Menurut dia, setelah kemenangan Trump ini, akan ada banyak kebijakan baru di AS. Kebijakan yang berbeda dari Presiden AS Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

Karena alasan itu, Sri Mul me­nyiapkan ancang-ancang. Menurut dia, hal ini penting karena kemenangan Trump pun sudah mulai terasa dampaknya terhadap pasar keuangan di Tanah Air. Tak lama setelah Trump menang, terjadi aliran modal asing keluar sebesar 4,12 triliun dolar AS di pasar SBN. ­

Nilai tukar rupiah pun ikut tertekan. Padahal, kata Sri Mul, beberapa pekan sebelumnya rupiah sempat mengalami penguatan. Namun, karena berita Trump terpilih sebagai Presiden AS, kurs rupiah terhadap dolar AS melorot.

Baca juga : Beringin Pengen Jadi Partai Pelopor Dukung Pemerintah

"Dengan terpilihnya Trump, do­lar indeks menguat, sehingga rupiah kita dalam minggu ini cenderung tertekan," ungkap Sri Mul.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mul juga menjelaskan bagaimana kebijakan Trump akan berbeda dari Biden dalam hal energi dan perubah­an iklim. Jika Biden berkomitmen serius menurunkan emisi CO2, Trump justru sebaliknya. Akibatnya, harga energi global, seperti minyak dunia, akan terpengaruh. Begitu pula dengan kebijakan terkait perubahan iklim. Padahal, pendanaan untuk menangani perubahan iklim sangat bergantung pada kontribusi negara-negara maju, termasuk AS.

Selain itu, kata Sri Mul, Trump diperkirakan akan mengubah postur anggaran dan kebijakan fiskalnya. Seperti kebijakan khas Partai Repub­lik, Trump diprediksi akan kembali menurunkan pajak korporasi, mem­perluas belanja fiskal, dan menerap­kan kebijakan perdagangan yang proteksionis, terutama dengan China. Kebijakan proteksi ini, menurut Sri Mul, akan mempengaruhi sentimen pasar.

Baca juga : Kurangi Rapat Dan Ngopi-ngopi Di Hotel

Sri Mul mengatakan, pihaknya su­dah mengantisipasi potensi masalah tersebut. Termasuk potensi perang di berbagai kawasan di dunia

Sementara, Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso mengakui, ada potensi AS menaikkan bea ma­suk untuk barang impor dan kem­bali melakukan perang dagang dengan China. Namun, kata dia, isu tersebut tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.

Kata Budi, hal ini justru peluang. Ia lalu merujuk data perdagangan Indonesia ke AS di era Trump. Dalam kurun waktu tersebut, nilai ekspor In­donesia justru menguat. “Jadi mudah-mudahan tidak ada masalah ya," kata Budi di Kawasan Pergudangan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.