Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Catatan Teuku Faizasyah
Pameran Melancong Terbesar Di Norwegia: Antara Wisata Laut Indonesia Dan Kota Bandung
Sabtu, 18 Januari 2025 00:09 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Di awal tahun 2025, dari 10 hingga 12 Januari 2024, KBRI Oslo kembali berpartisipasi dalam travel expo terakbar di Kota Oslo. Sejak pameran pariwisata tahunan ini diadakan di tahun 2007, KBRI Oslo tidak pernah absen.
Pada mulanya, kegiatan tahunan ini bertajuk Norges største reiselivsmesse, yang berarti pameran travel terbesar di Norwegia. Namun, di tahun 2019, namanya berubah menjadi travel expo. Aktivitas pameran sempat terhenti di tahun 2020 hingga 2023 saat terjadi pandemi Covid-19.
Serupa seperti di tahun 2024, di tahun 2025 KBRI Oslo mengangkat tema wisata maritim, khususnya menyelam (diving). Travel operator yang digandeng untuk mempromosikan jenis wisata ini adalah Pilgrim Adventure milik Morten Normann Frederiksen.
Saat mengobrol dengan Morten di Anjungan Indonesia pada tanggal 11 Januari, saya menyampaikan apresiasi atas keseriusannya dalam mempromosikan wisata bahari di Indonesia.
Morten meyakini bahwa Indonesia adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk menikmati keindahan biota laut. Hal ini disimpulkannya setelah mengunjungi dan menyelam di beberapa tempat, antara lain di Raja Ampat dan Bunaken.
Ada pengalaman tak terlupakan yang dialami Morten saat akan membawa pelancong menyelam di kawasan Bunaken. Saat itu cuaca buruk sehingga kapal yang mengantarkan mereka harus mengarungi gelombang laut yang tinggi. Sehingga waktu tempuh menuju lokasi menyelam yang biasanya hanya dua jam, menjadi hampir 20 jam.
Baca juga : Dubes RI Untuk Norwegia Teuku Faizasyah Promo Wisata Indonesia Di Travel Expo
Namun, pengalaman ini tidak menyusutkan gairahnya untuk terus mempromosikan wisata bawah laut di Indonesia. Setidaknya hingga 2024, dia sudah 10 kali membawa pelancong ke Indonesia.
Para pecinta wisata bawah laut tergolong kelompok pelancong tersendiri (segmented) yang perlu disasar secara khusus. Wisata yang tergolong mahal ini memerlukan pengaturan logistik dan penyiapan kelengkapan yang menyeluruh.
Bangsa Indonesia sungguh beruntung karena dikarunia lautan yang luas dari Sabang hingga Merauke, sehingga banyak potensi wisata yang bisa ditawarkan, di antaranya untuk kapal pesiar (cruise ship) dan bahkan untuk mereka yang menggemari aktifitas memancing di tengah laut.
Perlu upaya serius untuk terus memajukan wisata bahari dengan menyiapkan infrastruktur yang mumpuni dan yang tidak kalah penting dengan menjaga keasrian anugerah lautan Indonesia. Kita harus tekun menjaganya, melestarikan biota laut dan mengatasi sampah di laut, khususnya sampah plastik (plastic debris).
Di sisi lain, mempromosikan wisata Indonesia diantara puluhan pesaing (exhibitors) lainnya memerlukan upaya khusus agar nama Indonesia bisa melekat dibenak para pengunjung. Salah satu upayanya dengan menampilkan seni tari Indonesia dan menawarkan kopi Indonesia.
Penampilan tari Manuk Rawa oleh Sanggar Anak Indonesia, dan tarian Dayak oleh Sanggar Peacock Dancer di panggung utama, menjadi daya tarik sendiri. Kolaborasi dengan sanggar tari ini merupakan bukti bahwa diaspora Indonesia juga aktif dalam mempromosikan Indonesia.
Baca juga : Pasar Rakyat di Oslo di Saat Akhir Tahun
Saat di stand Indonesia, saya sempat berbincang-bincang dengan dua pasangan suami-istri yang mempunyai kedekatan khusus dengan Indonesia. Pasangan pertama adalah pria warga negara Norwegia yang beristrikan perempuan asal Belanda. Sayangnya saya tidak sempat menanyakan nama mereka. Namun yang istimewa, di tahun 1989 mereka menikah di Jakarta dan berbulan madu di Lombok.
Kedekatan mereka dengan Indonesia, ternyata disebabkan oleh kakek dari sang istri pernah bermukim di Indonesia. Ayahnya lahir di Indonesia dan menumpuh pendidikan di Kota Bandung. Saya yang lahir dan besar di Kota Bandung pun akhirnya bertukar cerita dengan mereka tentang dinamika kota ini dari waktu ke waktu.
Cerita mengenai Kota Bandung tidak kemudian berhenti saat mereka meninggalkan stand Indonesia. Cerita lain berlanjut saat Ibrahim Mufti Pradityo, yang sudah lebih dari 20 tahun bermukim di Norwegia, mampir dengan istrinya.
Mufti bercerita bahwa perkenalannya dengan calon istri diatur oleh Ibundanya, Jaziar Radianti, dosen program paska sarjana di University of Agder, di Kristiansand. Mereka dipertemukan oleh kedua orang tua di lapangan Gazibu, Bandung, saat berolahraga pagi.
Memang bagi warga negara Norwegia pada umumnya, olahraga menjadi bagian dari keseharian yang tidak bisa ditinggalkan dan jogging menjadi salah satu jenis olahraga terpopuler.
Apakah Jasiar Radianti, yang adik kelas saya saat Studi Jurusan Hubungan Internasional di FISIP UNPAD, Bandung, memang sengaja mengkondisikan pertemuan kedua remaja tersebut saat olahraga di Gazibu ataukah ada faktor lain, menjadi teka-teki yang akan saya tanyakan disatu kesempatan nanti.
Baca juga : UMKM Binaan Peruri Ramaikan Pameran Gebyar Nusantara di Malaysia
Pada akhirnya, peran diaspora Indonesia, termasuk Mufti, dalam mempromosikan Indonesia ke warga negara Norwegia menjadi satu keniscayaan. Di acara pernikahan mereka, hadir lima teman SMA Mufti yang khusus terbang dari Oslo dan seusai acara mereka berlibur di Bali.
Keikut-sertaan dalam pameran pariwisata bukan saja untuk menarik wisatawan baru, tetapi dapat menjadi ajang mengajak wisatawan untuk mengulangi kunjungan ke Indonesia dengan destinasi wisata yang berbeda.
Teuku Faizasyah
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia merangkap Islandia
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya