Dark/Light Mode

Korut Meradang, AS, Jepang Dan Korsel Bakal Latihan Militer Bersama

Minggu, 16 Februari 2025 17:44 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Kementerian Pertahanan Nasional negara itu. (Foto AFP/STR/KCNA VIA KNS)
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Kementerian Pertahanan Nasional negara itu. (Foto AFP/STR/KCNA VIA KNS)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korea Utara (Korut) meradang saat tahu Amerika Serikat (AS) ingin menggelar latihan militer bersama sekutunya, Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang mendesak agar Washington berhenti terlibat dalam perilaku konfrontatif.

Kantor Berita Korsel, Yonhap memberitakan, telah dilakukan pertemuan antara pejabat tinggi Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang pada Munich Security Forum, Jerman, Sabtu (15/2/2024). Dalam pertemuan itu hadir Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel Cho Tae-yul, Menlu AS Marco Rubio, dan Menlu Jepang Takeshi Iwaya.

Ini menjadi pertemuan pertama Rubio sebagai Menlu AS dengan rekannya dari negara sekutu. Ketiga negara berencana untuk kembali mengadakan latihan militer gabungan di Semenanjung Korea. 

Pada pertemuan itu, AS menegaskan kembali komitmen membekingi Korsel dan Jepang untuk melawan Korut. Washington juga bersedia mengerahkan kekuatan militer yang tak tertandingi, termasuk kemampuan nuklirnya.

Baca juga : Gelar Fun Fishing 2025, JIP Dan Forwakop Pererat Sinergi Di Hari Pers Nasional

"Menteri Luar Negeri dan Sekretaris Jenderal menegaskan kembali komitmen tegas terhadap denuklirisasi menyeluruh Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB (UNSCR)," kata ketiga negara dalam pernyataan tersebut.

Tiga negara itu mengirimkan peringatan keras, tidak akan menoleransi provokasi atau ancaman apapun terhadap tanah air mereka. Ketiga negara juga bakal memperkuat upaya trilateral mereka melalui koordinasi kebijakan yang erat di semua tingkatan.

Mereka juga menyatakan keprihatinan dan perlunya mengatasi bersama program nuklir dan rudal DPRK, aktivitas siber yang jahat, termasuk pencurian mata uang kripto, dan peningkatan kerja sama militer dengan Rusia.

Amerika menambahkan, bahwa mereka menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kerja sama pencegahan senjata nuklir, melalui Aliansi Korsel-AS dan Jepang-AS.

Baca juga : Kurangi Emisi, ESDM Jempolin Konsep Multi-Pathway Toyota

Pertemuan ini ditanggapi serius oleh Pyongyang. Seorang pejabat di Kementerian pertahanan Korea Utara mengatakan, AS harus menghentikan ancaman militer jika negara itu khawatir akan keselamatan daratannya. 

Reuters mengutip pernyataan dari Kantor Berita Korea Utara Korean Central News Agency (KCNA), Sabtu (15/2/2025), yang mengomentari kemampuan rudal balistik antarbenua (ICBM) Korut dapat mencapai daratan AS.

KCNA mengatakan bahwa AS-lah yang terlibat dalam perilaku konfrontatif. Contohnya seperti merencanakan latihan perang dengan Korea Selatan dan mengirim kapal selam nuklir ke Semenanjung Korea.

"Korea Utara memiliki hak kedaulatan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan dirinya," kata KCNA.

Baca juga : Mind ID Sukses Buktikan Hilirisasi Berjalan Baik

Selain membahas soal nuklir, pertemuan tiga Menlu juga membahas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Korea Utara. Mereka mengecam pelanggaran HAM yang sistematis, meluas, dan berat yang telah berlangsung lama dan berkelanjutan di Korut.

"Kami berkomitmen untuk memperkuat sanksi internasional terhadap DPRK dengan menanggapi dengan tegas pelanggaran dan penghindaran UNSCR yang relevan dan memberikan tekanan pada Pyongyang untuk menghentikan kegiatan terlarang yang mendanai program nuklir dan misilnya," pungkas pernyataan itu.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.