Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jumlah Warga China Daratan Yang Tewas Akibat New Coronavirus, Kini Tembus ke Angka 425

Selasa, 4 Februari 2020 08:19 WIB
Foto: SCMP
Foto: SCMP

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Kesehatan China mengumumkan, angka kematian akibat new coronavirus di wilayahnya, kini sudah menyentuh angka 425, dengan 20.438 kasus terjangkit.

Di luar China daratan, wabah yang telah menjalar hingga ke 23 negara ini, telah menewaskan satu orang dan menginfeksi 184 orang.

Dalam laporan yang diterbitkan Komisi Kesehatan Nasional China itu, terdapat 64 kasus kematian baru - yang seluruhnya terjadi di Provinsi Hubei - dan 3.235 kasus terjangkit tambahan.

Baca juga : China: AS Sebarkan Ketakutan Terhadap Wabah Coronavirus

Dari 3.235 kasus terjangkit tambahan itu, 2.345 di antaranya terdapat di Hubei, yang menjadi pusat penyebaran wabah new coronavirus. Dari jumlah tersebut, 1.242 kasus dilaporkan terjadi di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan.

Angka-angka yang meningkat tajam, tentunya makin memicu kekhawatiran global.

Terkait hal ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah agresif pencegahan wabah new coronavirus, dengan melarang warganya bepergian ke China. Serta mewajibkan warga negaranya yang memiliki riwayat perjalanan ke Negeri Tirai Bambu, untuk menjalani masa karantina selama 14 hari. Kebijakan ini dikritik Beijing habis-habisan. Komentar AS tentang wabah coronavirus pun dinilai tidak bersahabat.

Baca juga : Astaghfirullah, Korban Tewas Virus Wuhan Tembus Angka 361

Wabah ini juga memiliki dampak ekonomi global. Seperti dilaporkan CNBC pada Senin (3/1), Goldman Sachs, bank investasi global yang berbasis di AS membatalkan pertemuan mitra tahunannya di New York pada pekan ini, mengingat sejumlah negara partner yang berbasis di Asia dipastikan absen, menyusul adanya larangan bepergian dari negara mereka masing-masing.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, juga telah memberi tahu Kongres, bahwa mereka perlu merogoh kocek sekitar 136 juta dolar AS atau kurang lebih setara Rp 1,87 triliun untuk memerangi wabah tersebut.

Dari sisi ekonomi lainnya, pada sesi perdagangan AS, Senin (3/1), harga minyak anjlok ke level terendah dalam lebih dari setahun belakangan ini, di tengah turunnya permintaan China.

Baca juga : Angka Kematian Harian Akibat Wuhan Coronavirus di Hubei Cetak Rekor Tertinggi

Menyikapi situasi ini, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dunia mungkin tak siap menghadapi pandemik berikutnya.

Terkait hal itu, Ghebreyesus mendesak 196 negara anggota PBB untuk berinvestasi dalam kesiapsiagaan. Bukannya malah panik. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.