Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Protes Gencatan Senjata Dengan Hamas, Menhan Israel Lempar Handuk

Kamis, 15 November 2018 16:19 WIB
Avigdor Lieberman (Foto AP)
Avigdor Lieberman (Foto AP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Israel dan Hamas menyepakati  gencatan senjata. Namun langkah damai itu menuai kisruh di Israel. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menyatakan mundur alias lempar handuk sebagai bentuk protesnya terhadap sejak gencatan senjata terjadi di Jalur Gaza, Rabu (14/11). Tidak hanya mundur, Lieberman juga menyerukan agar Israel melaksanakan pemilihan dini.

Gencatan senjata tersebut guna mengakhiri perang dua hari dengan Israel. Delapan orang tewas pada Senin (13/11) dan Selasa (14/11). Kelompok-kelompok militan di Gaza menembakkan 460 roket ke arah Israel dan pasukan Israel mengebom 160 sasaran di Gaza. Proses tersebut dimediasi Mesir. Hamas yang memerintah di Gaza beserta milisi lainnya bersedia menghentikan serangan jika Israel juga melakukannya.

Baca juga : Gaza Luluh-Lantak Diserbu Israel, Dunia Kok Diam Saja?

Lieberman memprotes  keputusan kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dia menyebut langkah tersebut sama dengan "pernyataan kalah kepada teroris". Dia juga mengeluhkan adanya upaya untuk membangun kepercayaan jangka panjang dengan Hamas. "Apa yang terjadi sebelumnya adalah bentuk penyerahan kepada aksi teror. Tak ada yang lain," katanya.

"Saat ini, pemerintah berusaha membeli perdamaian jangka pendek yang bakal memberi kerugian bagi negara ini di masa depan," lanjutnya, dilansir AFP.

Baca juga : RI Ajak Australia Berkontribusi Dalam Penyelesaian Masalah Palestina-Israel

Bersamaan dengan pengumuman pengunduran diri, Lieberman juga menyatakan partai yang dipimpinnya, Yisrael Beitenu, meninggalkan koalisi Netanyahu. Dengan demikian, saat ini pemerintahan Netanyahu tetap mayoritas, namun hanya unggul satu kursi saja di Knesset (Parlemen Israel). Pemilihan umum rencananya digulirkan November 2019. Namun mundurnya Lieberman memunculkan kabar bakal terjadi pemilihan dini.

PM Netanyahu bersikukuh membela keputusannya menerima gencatan senjata. Netanyahu ingin menghentikan eskalasi yang bisa saja lebih buruk seperti Perang Gaza 2014. "Dalam situasi darurat seperti ini, publik tak harus melihat bahwa keputusan ini merupakan bentuk sembunyi dari musuh," terang Netanyahu.

Baca juga : Broadcasting Fellowship Program

"Musuh-musuh kami memohon agar dilakukan gencatan senjata dan mereka tahu pasti alasannya," tambahnya saat menghadiri seremoni menghormati perdana menteri pertama Israel, David Ben-Gurion.

Gencatan senjata dilakukan Rabu (14/11). Sekolah dan tempat usaha di Israel selatan telah dibuka kembali setelah dilaporkan sudah tidak ada serangan roket. Meskipun demikian, militer Israel mengatakan mereka menembak dan menangkap seorang pria Palestina yang berusaha menerobos pagar perbatasan Israel-Gaza saat melempar granat. Puluhan penduduk di perbatasan Israel, sementara itu, menutup jalan sebagai bentuk protes gencatan senjata. Warga menyebut  "kurangnya aksi pemerintah Israel" dalam mengatasi ancaman serangan roket Palestina. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.