Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Gaza Luluh-Lantak Diserbu Israel, Dunia Kok Diam Saja?
Kamis, 15 November 2018 10:02 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Gaza kembali membara. Israel membabi-buta meluluhlantakkan wilayah Palestina itu. Sayangnya, tak ada yang bisa menghentikan aksi Negeri Zionis. Dunia kok diam saja.
Pertempuran yang tengah terjadi ini tercatat sebagai salah satu yang paling serius, sejak perang skala penuh antara Israel dan Hamas tahun 2014. Pertempuran terbaru ini pecah setelah operasi rahasia pasukan khusus Israel di wilayah Gaza terbongkar, Minggu (11/11). Dikutip dari BBC, operasi tersebut menyebabkan 7 warga Palestina, termasuk seorang komandan Hamas dan seorang tentara Israel tewas.
Israel mengklaim operasi militer yang digelar pada Minggu (11/11) pekan lalu bersifat intelijen. Yakni mengumpulkan informasi, bukan bertujuan membunuh atau menculik. Mereka juga mengakui operasi itu tidak berjalan sesuai rencana. Namun, Hamas tidak terima dengan alasan tersebut.
Baca juga : RI Ajak Australia Berkontribusi Dalam Penyelesaian Masalah Palestina-Israel
Hamas menyatakan pertempuran terjadi setelah serdadu Israel menembaki pasukan Brigade Izzudin Al Qassam, yang sedang berjaga di Khan Yunis, dari dalam mobil biasa, Minggu (11/11) pekan lalu, serdadu Israel itu lantas kabur, kemudian dikejar oleh pasukan Hamas. Ternyata, pesawat tempur Israel yang mengawal para prajurit, lantas menyerang pasukan Hamas yang sedang mengejar target dengan dalih melindungi rekan mereka. Hamas kemudian membalasnya dengan serangan roket ke selatan Israel. Lebih dari 400 roket diluncurkan sejak Senin (12/11). Aksi itu dibalas dengan serangan udara oleh Israel ke Gaza. Serangan membabi-buta mengenai 150 sasaran.
Setelah sempat mereda menyusul kekerasan pada Minggu (11/11), roket dan mortir bertubi-tubi ditembakkan ke wilayah Israel, Senin malam (12/11). Menurut tim medis Israel, serangan itu menewaskan satu orang dan melukai 28 orang lainnya. Bus yang dilaporkan mengangkut tentara, terkena tembakan rudal antitank di Shaar Hanegev. Seorang serdadu luka parah akibat peristiwa itu. Pada Senin malam juga, seorang pria terbunuh ketika gedung apartemen di Ashkelon dihantam roket. Dia diidentifikasi sebagai warga Palestina dari wilayah Tepi Barat, yang diduduki Israel. Sedangkan delapan orang lainnya cedera, termasuk dua perempuan yang dilaporkan dalam kondisi serius.
Serangan Israel meluluhlantakkan Gaza. Ketika serangan udara berlanjut, Selasa (13/11), warga Gaza, Ahmed Nasser mengatakan, mereka menjadi target serangan yang dilakukan secara sembarangan. “Kami tidak tahu bangunan ini akan menjadi target,” ujarnya sambil menunjuk sebuah gedung perumahan tujuh lantai. Dia menjelaskan, ada beberapa warga yang harus segera dievakuasi. Seperti seorang ibu dengan bayi yang baru lahir dan seorang nenek di kursi roda. Mereka berteriak ketakutan ketika berlari keluar hanya dengan mengenakan pakaian yang melekat di badan mereka. “Mereka semua mulai mengevakuasi gedung setelah mendengar sirene, tetapi di tengah-tengah evakuasi, jet Israel mulai menembak ke arah daerah itu,” jelas Nasser.
Baca juga : Broadcasting Fellowship Program
Ahmed Abu Saif, juga jadi korban. Gedung lima lantai miliknya rata dengan tanah. Bangunan itu merupakan salah satu dari beberapa bangunan sipil yang diratakan dengan tanah selama 24 jam terakhir di Gaza oleh jet Israel. “Saya merasa akan melihat gedung saya terbakar habis pada suatu hari, karena saya tinggal di Gaza. Semua yang ada di Gaza, menjadi target Israel. Terlepas siapa pun pemiliknya,” ujar pria berusia 64 tahun itu kepada Aljazeera.
Turki pada Selasa (13/11) sudah menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangan terhadap Jalur Gaza, dan mendesak masyarakat internasional bertindak sewaktu kekerasan memuncak yang mengancam menjadi konflik besar. “Israel harus segera menghentikan serangan-serangannya terhadap penduduk Gaza,” kata Jubir Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, yang dikutip kantor berita pemerintah, Anadolu. “Masyarakat internasional yang diam atas serangan-serangan Israel itu, harus bertanggung jawab dan bertindak,” tambahnya.
Terkait hal ini, Komisi I DPR mengutuk keras agresi Israel. “Kebiadaban. Apalagi kata yang tepat buat negara Zionis yang membantai warga sipil di Gaza, mereka diblokade sejak 2006 hingga sekarang, terus diserang dan di bom. Terkutuklah Israel dan pendukungnya,” kecam Ketua Komisi I Abdul Kharis dalam keterangan tertulisnya, kemarin. Menurut dia, Indonesia tak hanya melihat serangan Israel ke Palestina sebagai isu keagamaan. Agresi tersebut juga sebagai bentuk penjajahan atas kemerdekaan Palestina.
Baca juga : Wiranto Singgung Myanmar Hingga Program Our Eyes
Sebagai bentuk solidaritas, Kharis meminta pemerintah mendorong Dewan Keamanan PBB segera menggelar rapat darurat. Selain itu juga, membentuk tim independen serta melaporkan hasilnya kepada dunia atas konflik di Jalur Gaza.
Dewan Keamanan PBB sebenarnya, Selasa (13/11) sudah menggelar rapat tertutup terkait pertempuran di Jalur Gaza. Namun, kabarnya tidak ada satu pun kesepakatan yang dihasilkan, guna mencegah peperangan berlanjut. Duta Besar Palestina, Riyad Mansur pun kecewa. Dia menyatakan, rapat berrdurasi 50 menit itu tidak menghasilkan keputusan apa pun karena dianggap ada pihak-pihak yang menghambat. “DK PBB seperti lumpuh dan gagal memikul tanggung jawab atas kejadian itu. Ada satu negara yang tidak membolehkan masalah itu (Jalur Gaza) dibahas di dewan,” kata Mansur, seperti dilansir AFP. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya