Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom
Manfaatkan Demokrasi Tangani Corona
Jumat, 5 Juni 2020 06:23 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wabah virus corona tidak hanya menjadi cobaan bagi sektor kesehatan setiap negara. Tapi juga ujian bagi sistem pemerintahannya.
Bagi Korea Selatan, pandemi Covid-19 juga merupakan cobaan. Tapi, menurut Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom pemerintah di Seoul menggunakan nilai demokrasi untuk menangani penyebaran virus. Langkah tersebut dibahas dalam dialog virtual yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Selasa (2/6). Dialog ini diberi judul “Democracy in the time of Co- vid-19: Challenges and Future Opportunities”.
Acara itu juga menghadirkan President Korea Foundation Geun Lee, Profesor Hubungan Politik Internasional Seoul National University Kim Eui-young, serta Dubes Indonesia untuk Islandia Todung Mulya Lubis.
“Pandemi ini tidak hanya mempengaruhi kita menjalani kehidupaa. Tetapi juga mempengaruhi pemerintah dan pengambil keputusan serta tokoh politik menentukan keputusan mulai dari lokal, pusat dan in- ternasional,” jelas Kim.
Baca juga : Duta Besar Jerman Peter Schoof, Cerita Kesuksesan Negerinya Hadapi Covid-19
“Jadi, penanganan corona ini bicara soal komunikasi, koordinasi satu sama lain. Ini juga tergantung pada tiap masyarakat salah satunya menuruti aturan karantina dan lainnya,” lanjutnya.
Kim menjelaskan Negeri Gingseng itu berhasil menurunkan angka positif penularan lewat transparansi dari pemerintah dan kepatuhan dari masyarakatnya.
“Ini adalah bentuk penghargaan demokrasi dari atas hingga akar rumput,” jelas Kim.
Salah satu keberhasilan dalam menghargai demokrasi di Korsel juga bisa dilihat dari keberhasilan negeri tersebut menjalankan pemilu legislatif 15 April lalu.
Baca juga : Dubes China Klaim Kerja Sama Indonesia-Tiongkok Benar-Benar Untungkan Kita
“Partisipasi pemilu lalu terbesar dalam catatan pileg sebelumnya. Ini sangat hebat mengingat acara demokrasi ini dilaksanakan di tengah pandemi,” beber Kim.
Ia menambahkan peran aktif masyarakat dalam menegakkan kebijakan tentu sangat diperlukan untuk membantu pemerintah menghadapi virus yang mematikan ini.
“Masyarakat yang disiplin tentunya akan sangat membantu pembuat kebijakan menghadapi tantangan Covid-19,” lanjutnya.
Meskipun masih ada kasus positif, Korea Selatan dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil menekan angka positif kasus corona. Padahal, Korea Selatan awalnya termasuk negara yang terkena dampak Covid-19 paling parah.
Baca juga : The New Normal untuk Indonesia Lepas Landas
Pada 2 Juni, menurut data John Hopkins University, total infeksi Covid-19 di Korea Selatan sebanyak 11.541 kasus. Sebanyak 272 orang meninggal dunia, sedangkan 10.446 lainnya dinyatakan sembuh.
Menambahkan, Presiden Korea Foundation Geun Lee menyebut pandemi Covid-19 membentuk ancaman bagi demokrasi. Banyak sistem yang terganggu sehingga pemerintah di sejumlah negara menerapkan lockdown.
“Di negara dengan pendapatan yang sangat rendah menimbulkan masalah lain seperti keru- suhan dan diskriminasi,” tandas Lee.[DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya