Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Adik Dukung Oposisi Di Pemilu

PM Lee: Itu Hak Dia, Ini Bukan Konflik Keluarga

Rabu, 8 Juli 2020 05:18 WIB
Lee Hsien Yang (kanan) menjadi anggota partai oposisi, PSP, giat berkampanye. (Foto Reuters)
Lee Hsien Yang (kanan) menjadi anggota partai oposisi, PSP, giat berkampanye. (Foto Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong dan sang adik, Lee Hsien Yang, berbeda haluan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan 10 Juli nanti.

Hsien Loong dari partai berkuasa yakni Partai Aksi Rakyat (PAP) akan kembali maju dalam pemilu sebagai PM. Namun, sang adik, Lee Hsien Yang, memilih mendukung oposisi yakni Partai Singapura Berkembang (PSP).

Lee bersaudara menegaskan, perbedaan pilihan dalam politik bukanlah bagian dari konflik internal keluarga mereka. Ini murni karena perbedaan pandangan politik. Hsien Yang tidak bertarung dalam pemilu 10 Juli nanti. Dia hanya berkampanye dan mempromosikan visi dan misi PSP.

“Dia punya hak sebagai warga negara. Pemilu ini bukan tentang saya atau konflik keluarga yang mungkin melibatkan saya dan adik,” ujar Hsian Loong, dikutip Reuters, Senin (6/7).

Baca juga : Anies Mengerti Beban Jokowi

“Ini tentang masa depan Singapura di saat yang sangat menyedihkan dalam sejarah, ketika kita menghadapi krisis paling serius sejak kemerdekaan,” tuturnya.

Hsien Loong mengingatkan, hal paling penting dan menjadi fokus adalah kesehatan, pekerjaan dan masa depan negara dalam situasi pandemi Covid-19. Sementara, Hsien Yang mengatakan, pilihannya menjadi oposisi adalah bentuk kejujuran hati.

“Menjadi oposisi memberi kita kesempatan untuk mempertanyakan kebijakan yang dibuat pemerintah. Oposisi siap memperjuangkan segala keresahan warga Singapura,” ujar Hsien Yang, dikutip Channel News Asia, kemarin. Dia juga menyebut politisi oposisi Negeri Merlion itu menjadi sasaran perlakuan tidak adil dari pemerintah berkuasa.

“Biasanya oposisi menjadi korban pembunuhan karakter dan intimidasi kepada keluarga dan teman. Kami dari oposisi mengorbankan diri demi negeri,” tandas Hsien Yang.

Baca juga : Pemilihan Ketum Diusulkan Kembali Ke Sistem Formatur

Senin (6/7), Hsien Yang bertemu sejumlah pemilih dengan menggunakan perlengkapan protokol kesehatan seperti masker dan menjaga jarak. Ia nampak melakukan tos siku dengan pendukung PSP.

Sebelumnya Hsien Yang menyebut PAP sudah kehilangan arah dan perlu mendapatkan masukan tegas dari oposisi. Dia juga mengkritik PAP sebagai kelompok dengan pemikiran yang sempit, terutama terkait pelayanannya kepada kaum elite di masyarakat.

“Partai berkuasa sudah tidak bisa lagi dipercaya untuk mengurusi urusan rakyat. Mereka terlalu memikirkan keuntungan warga kelas atas,” ujar Hsien Yang.

Hsien Yang terlibat konflik pribadi dengan Hsien Loong terkait kepemilikan rumah ayah mereka, mantan PM Lee Kwan Yew. Sebelum konflik, Hsien Yang yang juga pengusaha berkali-kali mengatakan tidak tertarik dengan politik.

Baca juga : BNI Syariah Buka Cabang Di Lubuk Pakam

Sementara, peluang PAP untuk memenangkan pemilu cukup besar. PAP merupakan partai penguasa yang sudah memegang kendali pemerintahan tanpa terputus sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1965. Saat ini PAP menguasai 83 dari 89 kursi parlemen. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.