Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dituduh Jadi Mata-Mata China, Mantan Agen CIA Ditangkap

Selasa, 18 Agustus 2020 10:09 WIB
Lobi Gedung dinas rahasia Amerika Serikat, CIA (Foto: Ilustrasi)
Lobi Gedung dinas rahasia Amerika Serikat, CIA (Foto: Ilustrasi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan agen dinas rahasia Amerika Serikat (AS) Central Intelligence Agency (CIA), Alexander Yuk Ching Ma (67 tahun) ditangkap Jumat (14/8) lalu. Dia dituduh memberikan informasi rahasia kepada pemerintah China.

Hal ini diungkap Departemen Kehakiman AS Senin (17/8) waktu setempat, setelah sebelumnya serangkaian mantan perwira intelijen juga dituduh melakukan aksi mata-mata serupa untuk Beijing.

Seperti dikutip The New York Times, Ma bekerja di CIA sejak tahun 1980-an. Dia juga pernah bekerja sebagai penerjemah untuk biro penyelidik AS, Federal Bureau of Investigation FBI pada tahun 2000-an.

Menurut hasil penyelidikan, Ma bersama seorang keluarganya yang lebih tua (87 tahun) yang tidak disebutkan namanya dan kini sedang sakit parah, pertama kali memberikan informasi rahasia kepada pejabat intelijen China pada Maret 2001. Informasi-informasi yang diberikan meliputi data para anggota CIA, informan asing, operasi rahasia, sandi-sandi rahasia dan metode lain untuk menyembunyikan komunikasi. Dia menerima bayaran sebesar 50.000 dollar AS atau sekitar Rp 735 juta (kurs Rp 14.700).

Tuduhan terhadap Ma adalah yang terbaru, dari serangkaian tuduhan terhadap mantan perwira intelijen. Pada Mei 2019, Kevin Patrick Mallory, juga mantan agen CIA, dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, karena menjadi mata-mata untuk China. Pada November, Jerry Chun Shing Lee dijatuhi hukuman 19 tahun penjara, setelah mengaku bersalah berkonspirasi memberikan informasi rahasia kepada China.

Baca juga : Muhammad Janji Rawat Kebhinekaan Di Tangsel

Menurut Asisten Jaksa Agung Keamanan Nasional, John C. Demers, jejak spionase China di AS terbilang sudah lama. “Sayangnya, mereka yang terlibat adalah justru mantan perwira intelijen Amerika, yang mengkhianati rekan-rekan mereka, negara dan nilai-nilai demokrasi liberal demi mendukung rezim komunis otoriter,” cetusnya.

Sebaliknya, dari 2010 hingga 2012, pejabat China menangkapi banyak mata-mata Amerika di China, bahkan hingga membunuh banyak dari mereka, dan menghancurkan jaringan CIA di negara tersebut. Peran beberapa mantan anggota CIA dalam mengungkapkan identitas informan telah diperdebatkan, meskipun pejabat Amerika belum secara terbuka menuduh siapapun yang membocorkan informasi, hingga menghancurkan jaringan mata-mata AS di China.

Ma dan kerabatnya sendiri merupakan dua orang yang dipercaya oleh pejabat intelijen China sebagai mata-mata mereka di Amerika. Dia membocorkan informasi ke China pada 2006, jauh sebelum jaringan yang lebih besar akhirnya terungkap.

Menurut dokumen pengadilan, Ma yang pada 2006 bekerja sebagai penerjemah untuk FBI, memberikan foto-foto kerabatnya yang lebih tua dari orang-orang yang menurut intelijen Tiongkok adalah mata-mata Amerika. Kerabat yang mengidentifikasi Ma adalah dua dari lima orang yang ditanyakan oleh petugas intelijen China. Istri Ma, menurut Departemen Kehakiman AS, kemudian pergi ke Shanghai untuk mengantarkan laptop ke pihak intelijen China.

Dokumen pengadilan juga menuduh Ma berulang kali menyalin dokumen rahasia yang sebenarnya diminta diterjemahkan untuk FBI. Terkadang menggunakan kamera digital, atau dengan mesin fotokopi. Dari 2006 hingga 2010, Ma mengambil dokumen tersebut dari kantor FBI di Hawaii tempat dia bekerja.

Baca juga : Pengetahuan Jadi Modal dalam Membangun dan Memajukan Papua

Tak jelas berapa total pembayaran pemerintah China kepada Ma. Tapi selain pembayaran awal 50.000 dolar AS tadi, satu ketika dia pernah pulang dari ke China dengan mengantongi 20.000 dollar AS atau sekitar Rp 294 juta dan satu set tongkat golf baru.

Lahir di Hong Kong pada 1952, Ma pindah ke Honolulu, AS, pada 1968, tempat dia akhirnya menjadi warga negara Amerika, bersekolah dan lulus dari Universitas Hawaii di Manoa. Ma kemudian bergabung dengan CIA pada 1982, dan tahun berikutnya ditugaskan sebagai perwira di luar negeri. Dia keluar CIA pada 1989.

Ma juga kemudian tinggal di China selama sekitar lima tahun dan berkerja di bidang ekspor-impor pada 1990-an, sebelum kembali ke Amerika Serikat pada 2000.

Mengacu pada dokumen pengadilan, kerabatnya juga bekerja untuk CIA dari 1967 hingga 1983. Namun kemudian mengundurkan diri, setelah dituduh menggunakan pekerjaannya untuk berkolusi, membantu warga negara China masuk ke Amerika Serikat.

Tahun lalu, agen FBI yang menyamar sebagai mata-mata China menghubungi Ma. Untuk menyelidiki, bagaimana peran Ma dan berapa uang sogokan yang sudah dia terima.

Baca juga : Stok Beras Masih Melimpah, Mentan Panen Raya Di Bangka Selatan

FBI pun telah mengantongi rekaman video pertemuan awal tahun 2001, ketika Ma dan kerabatnya secara rahasia berhubungan dengan mata-mata China. Ma akhirnya mengungkapkan, dia terus bekerja untuk intelijen China, dengan menyebut sejumlah nama perwira China pada pertemuan 2001 itu.

Di pertemuan kedua, agen FBI yang menyamar sebagai mata-mata China tadi kemudian menawari Ma uang 2.000 dollar AS atau sekitar hampir Rp 30 juta, agar Ma bersedia menjadi mata-mata untuk China. Uang itu pun diterima Ma.

Dalam pertemuan terakhir Agustus ini, menurut dokumen pengadilan AS, Ma mengatakan kepada agen FBI yang berpura-pura sebagai mata-mata China tadi, bahwa "dia ingin tanah airnya (China) sukses". Tetapi dia juga mengatakan, dia telah memberikan semua informasi yang dia miliki.

Dia kemudian mengatakan kepada agen tersebut, dia bersedia bekerja menjadi konsultan untuk pemerintah China, "tetapi dia lebih memilih untuk mendiskusikannya setelah pandemi Covid-19 nantinya mereda." PYB

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.