Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Diizinkan Luhut

Kepada Para Buruh China, Silakan Kuli Lagi Di Sini!!!

Kamis, 18 Juni 2020 05:18 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Restu Menko Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan soal kedatangan 500 TKA China ke Konawe, Sulawesi Tenggara, tak bisa dibendung. Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi yang sebelumnya menolak, kini melunak. Dengan izin dari Luhut, para buruh China, silakan kuli lagi di sini!

Di tahap awal, ada 146 TKA China yang akan datang. Mereka merupakan tenaga ahli untuk memasang alat produksi di perusahaan smelter nikel di Kabupaten Konawe. Rencananya, mereka akan tiba di Bandara Haluoleo, Kota Kendari, 23 Juni nanti.

Ali Mazi beralasan, perubahan sikapnya terjadi setelah menghitung untung rugi dari investasi PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di daerahnya. Dia bilang, pembangunan smelter nikel oleh perusahaan asal China di Konawe itu dapat menyerap ribuan pekerja lokal. Sebab, setiap TKA China yang kerja akan didampingi 5 sampai 7 buruh lokal. 

Baca juga : Angka Covid Bertambah, China Salahkan Ikan Salmon Eropa

Ia pun memaklumi jika perusahaan tersebut harus mendatangkan 500 TKA China. "Karena mereka menggunakan produk dari China, bahasanya China. Semua kita kan ndak bisa," kata Ali, di Kendari, seperti dilansir Antara, Selasa kemarin.

Politisi Partai Nasdem itu meyakini, kedatangan 500 TKA China bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan di daerahnya. Apalagi investasi yang dibawa cukup besar, mencapai Rp 42 triliun. "Kita punya APBD aja cuma Rp 4,2 triliun. Nah kita harus jaga kalau seperti itu," tuturnya.

Pernyataan Ali ini bertolak-belakang dengan yang disampaikannya pada April lalu. Ketika itu, ia bersama DPRD setempat sepakat menolak kedatangan 500 TKA China. Alasannya, bertentangan dengan suasana kebatinan masyarakat. "Meskipun rencana kedatangan TKA tersebut merupakan kebijakan pemerintah pusat," katanya, ketika itu.

Baca juga : Pertengahan Bulan Depan, Pariwisata Yunani Menggeliat Lagi

Komentar Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa bahkan lebih tajam. Selain menolak, ia juga membeberkan rayuan Luhut yang menjajikan bantuan terkait kedatangan TKA China. "Menko Maritim katakan, 'sudah Ker, apa yang kau minta kami siapkan' tapi sampai sekarang kenyataannya juga belum ada, bagaimana kita ini?" kesal Kery kepada salah satu stasiun televisi swasta, beberapa waktu lalu.

Juru bicara Menko Marves, Jodi Mahardi, memastikan 500 TKA China yang masuk ke Sulawesi Tenggara itu sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mulai dari rekomendasi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sampai regulasi pembatasan TKA selama masa Covid-19. "Misalnya, persyaratan kesehatan seperti karantina di negara dan wilayah ketiga dan karantina di Indonesia, dan persyaratan lainnya," kata Jodi, kemarin.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron masih belum setuju dengan kedatangan 500 TKA China itu. Politisi Partai Demokrat ini mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi investasi China yang membawa misi seperti "bedol desa" atau transmigrasi. 

Baca juga : Kreatif, Guru SD di China Minta Siswa Pakai Topi Ala Dinasti Song

"Pemerintah harus punya prioritas lah. Harus memprioritaskan anak bangsa. Kecuali pekerjaan yang butuh training cukup lama dan mendesak, oke dipakai TKA. Tapi, kalau 500 ini, saya kira harus dievaluasi lah," kata Herman, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. Herman mengaku sudah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, untuk mengantisipasi "bedol desa" berkedok investasi dari China. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.