Dark/Light Mode

Pengetahuan Jadi Modal dalam Membangun dan Memajukan Papua

Minggu, 9 Agustus 2020 07:45 WIB
Jembatan Holtekamp di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Jembatan Holtekamp di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Papua. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Papua adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Namun, kekayaan tersebut belum mampu dimanfaatkan secara optimal dan efektif. 

Dalam rangka memperluas sosialisasi mengenai pentingnya pembangunan Papua, Desantara Foundation yang didukung Kompetensia, sebagai media support, menyelenggarakan webinar berjudul "Prosperous Papua: Human, Economic, and Infrastructure Development", Sabtu (8/8). Dalam webinar yang dimoderatori Amrih Widodo, seorang ANU Senior Lecturer, Canberra, Australia ini, Desantara Foundation mengundang empat pembicara. Mereka adalah Staf Khusus Presiden dan anggota dari Papua Muda Inspiratif (PMI) Billy Mambrassar, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones, Direktur bidang Governance & Accountability Osana International Professional Associate University of Canberra Prof. Owen Podger, dan aktivis bahasa dan inisiator Anggimart, Angkat Mama Papua Simon Tabuni.

Baca juga : Ada Pejabat Negara Yang Diduga Terima Rasuah

Pada presentasinya, Sidney Jones menyampaikan tentang perdebatan mengenai pembaruan, revisi, maupun penolakan Undang-Undang Otonomi Khusus di Papua dalam konteks isu kepercayaan terhadap pemerintah, evaluasi terhadap pelaksanaan Otsus Papua, migrasi, pemberontakan, hingga HAM. Menurutnya, apabila masalah Otsus tidak ditangani dengan bijak, situasi yang kini telah buruk berpotensi bertambah parah. 

Selanjutnya, Prof. Owen Podger memaparkan bahwa infrastruktur bukan sebagai suatu layanan. Akan tetapi, tanpa adanya infrastruktur, tidak akan ada layanan yang dapat diberikan. Infrastruktur dan pelayanan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. 

Baca juga : Pemerintah Siapkan Rp 28,8 T

“Persoalan besar di Papua bukan terletak pada infrastruktur. Tetapi, karena infrastruktur yang terbatas maka pelayanan di berbagai aspek, khususnya kesehatan dan pendidikan menjadi terbatas/terhambat,” ucapnya.

Oleh sebab itu, perlu diterapkan perspektif baru di berbagai aspek dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Papua. Khusus terkait pendidikan, menurut Owen, merupakan tanggung jawab bersama dalam rangka mempersiapkan generasi muda Papua yang berkompeten di masa mendatang. Kurikulum pendidikan yang ada saat ini dinilai belum dapat mendidik masyarakat Papua sebagaimana seharusnya, sehingga sangat mendesak untuk melakukan inovasi.

Baca juga : Hakikat Kurban adalah Membantu yang Kesulitan

Billy Mambrassar kemudian memaparkan pembahasan dengan judul “Human Centered Development Process in Papua and West Papua Provinces”. Menurut Billy, selama ini pembangunan di Papua dan Papua Barat belum menerapkan konsep membangun bersama, sehingga masyarakat sebagai penerima manfaat belum dapat menikmati hasil pembangunan sebagaimana mestinya. 

Billy juga memaparkan pentingnya melakukan investasi pada SDM Papua. Karena faktor manusia merupakan faktor utama keberhasilan pengembangan Papua untuk bergerak maju ke depan. “Salah satu upaya pengembangan SDM adalah dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kompetensi SDM. Selama ini pemuda-pemuda Papua masih cukup sulit memperoleh beasiswa untuk dapat melanjutkan pendidikan di wilayah lain di luar Papua, padahal pendidikan adalah modal utama bagi pemuda-pemuda Papua untuk dapat memajukan wilayahnya,” terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.