Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Taliban Afghanistan OK Berdamai, Taliban Pakistan Terus Menyerang

Jumat, 18 September 2020 20:49 WIB
Zalmay Khalilzad (kiri), utusan AS untuk perdamaian di Afghanistan dan Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban, berjabat tangan di Doha. [Foto: middle-east-online.com]
Zalmay Khalilzad (kiri), utusan AS untuk perdamaian di Afghanistan dan Mullah Abdul Ghani Baradar, pemimpin delegasi Taliban, berjabat tangan di Doha. [Foto: middle-east-online.com]

RM.id  Rakyat Merdeka - Serangan gerilyawan terhadap pasukan keamanan di Pakistan barat laut dilaporkan kian meningkat.

Selama ini, wilayah perbatasan etnis Pashtun itu memang telah lama menjadi tempat para militan yang melarikan diri dari invasi Amerika Serikat (AS) ke Afghanistan pada 2001. Namun, pada 2014, militer Pakistan berhasil “membersihkan” wilayah tersebut. Akibatnya, sebagian besar kelompok militan ini bergeser ke wilayah Afghanistan.

Bahkan dilaporkan, Taliban Pakistan, Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) Juli lalu membangun aliansi dengan sekitar enam faksi kecil militan lainnya. “Kemampuan kelompok dan kekuatan militer mereka meningkat. Begitu juga daya jangkau mereka,” kata Mansur Khan Mahsud, Direktur Eksekutif FATA Research Center, sebuah lembaga penelitian politik independen di Islamabad, Pakistan.

Baca juga : Rabu Pekan Depan, Sidang Perdana Jaksa Pinangki Digelar

Selama September ini, serangan terjadi hampir setiap hari. Mulai dari perangkap bom pinggir jalan, serangan penembak jitu, hingga penyergapan dan pembunuhan penduduk yang dituduh bekerja sama dengan pasukan pemerintah.

Menurut penghitungan angka resmi kantor berita Inggris, Reuters, sejak Maret lalu, kelompok militan telah menewaskan sedikitnya 40 tentara Pakistan.

Sementara menurut Pusat Penelitian FATA, antara Januari dan Juli, setidaknya 109 orang tewas dalam 67 serangan. Ini meningkat dua kali lipat dibanding jumlah pada 2019.

Baca juga : 73 Kepala Daerah Tobat Pasca Ditegur Mendagri

Wakil Direktur Program Asia Selatan Stimson Center yang berkantor di Washington, Elizabeth Threlkeld mengaku mengkhawatirkan hal ini. "Menguatnya kembali TTP mengkhawatirkan. Karena aktivitasnya sendiri, juga hubungannya dengan kelompok seperti Al Qaeda. Ini bisa kembali memberikan dukungan signifikan kepada kelompok teror internasional jika terus mendapatkan kembali kekuatannya," kata mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS yang pernah bertugas di Pakistan ini.

Saat dikonfirmasi Reuters, militer Pakistan tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari maraknya kekerasan yang belakangan terjadi. Namun melalui akun Twitter-nya, Juru Bicara militer Pakistan menyatakan, serangan-serangan itu bertujuan menggagalkan proses perdamaian antara Taliban Afghanistan dengan pemerintahnya serta AS.

Soalnya, Februari lalu, Taliban Afghanistan dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan, hingga pasukan AS ditarik dari Afghanistan. Taliban Afghanistan pun menyanggupi persyaratannya, yakni tidak akan menampung militan lain.

Baca juga : Ditekan Kanan Kiri, Rupiah Pusing

Sedangkan TTP pekan ini mengeluarkan pernyataan, "Perang kami melawan Pakistan terus berlanjut. Anda akan terus melihat serangan terjadi setiap hari." [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.