Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kalau Menang, Biden Bakal Wajibkan Masker Di Seluruh Sarana Transportasi
Sabtu, 24 Oktober 2020 10:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden berjanji akan mewajibkan penggunaan masker di semua sarana transportasi umum antar negara bagian, setelah pemerintahan Donald Trump menolak usulan tersebut.
"Sebagai presiden, saya akan mewajibkan penggunaan masker di semua gedung pemerintahan federal dan sarana transportasi antar negara bagian. Karena masker membantu menyelamatkan nyawa kita. Memakai masker bukanlah sikap politik. Ini adalah langkah ilmiah yang harus kita lakukan, untuk memutus rantai penyebaran Covid," kata Biden dalam pidatonya di Delaware, seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/10).
Senin (18/10) lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah menerbitkan rekomendasi yang mewajibkan penggunaan masker kepada seluruh penumpang dan kru pesawat, kereta bawah tanah, bus, taksi dan jasa berbagi tumpangan untuk mencegah meluasnya Covid.
Masker wajib digunakan di pusat-pusat transportasi seperti bandara dan stasiun kereta api.
Baca juga : Kunjungan Ke Demak, Mentan SYL Gairahkan Penumbuhan Korporasi Petani
"Masker akan melindungi warga Amerika, dan meningkatkan rasa percaya diri, bahwa kita bisa tetap bepergian di tengah situasi pandemi," demikian bunyi imbauan tersebut.
Maskapai penerbangan, kereta api, serta semua sarana transportasi umum dan bandara telah meminta semua pekerja dan penumpangnya untuk mengenakan masker. Begitu pula perusahaan transportasi online seperti Uber dan Lyft.
Dalam memo yang dipublikasikan pada Jumat (23/10), Delta Airlines mengumumkan, hingga saat ini pihaknya telah memberikan sanksi larangan terbang kepada 460 orang, karena tak pakai masker.
Sementara Gedung Putih, bersikukuh menolak seruan para ahli kesehatan untuk mewajibkan penggunaan masker di lingkungan transportasi umum.
Baca juga : Penundaan SPI Bawang Putih Bakal Rugikan Masyarakat
Reuters melaporkan, pada Juli lalu, pejabat administrasi Gedung Putih telah melakukan pembahasan ekstensif mengenai kemungkinan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menerbitkan perintah wajib masker di lingkungan bandara dan stasiun kereta api, dan sarana transit lainnya.
Namun, pada bulan yang sama, Gedung Putih menentang Undang-undang yang berusaha mengamanatkan semua maskapai penerbangan, kereta api dan angkutan umum penumpang dan pekerja memakai masker. Hal itu dianggap "terlalu membatasi."
"Keputusan seperti itu harus diserahkan kepada negara bagian, pemerintah lokal, sistem transportasi, dan pemimpin kesehatan masyarakat," kata pihak Gedung Putih kala itu.
Awal bulan ini, Departemen Transportasi AS juga menolak petisi yang menyerukan kewajiban menggunakan masker di bandara dan seluruh maskapai penerbangan. "Tak perlu ada peraturan yang tidak penting," ujar pihak departemen.
Baca juga : Mau Perangi Covid? Yuk Kuatkan Peran Keluarga
Hingga saat ini, Juru Bicara Gedung Putih belum berkomentar apa pun soal pernyataan Biden. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya