Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Juali Senjata Ke Mesir, Presiden Prancis Dipetisi Warga

Rabu, 9 Desember 2020 09:10 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menerima kedatangan Presiden Mesir Abdel Fattah elSisi di Istana Elysee. (Foto: AFP/Bertrand Guay)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) menerima kedatangan Presiden Mesir Abdel Fattah elSisi di Istana Elysee. (Foto: AFP/Bertrand Guay)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron menjual senjata ke Mesir memantik kemarahan sebagian besar warganya. Macron dinilai asal menjual senjata, tanpa mengindahkan catatan kasus hak asasi manusia negara tertentu.

Awal pekan ini, Macron memutuskan tetap menjual senjata ke Mesir meski catatan HAM Negeri Piramida itu masuk kategori buruk. Dia beralasan, Kairo tetap harus bisa mempertahankan kemampuannya dalam memerangi terorisme di negaranya dan kawasan sekitar.

“Saya tidak akan mempersoalkan masalah pertahanan dan masalah hak asasi manusia mereka,” ujar Macron, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Senin (7/12). 

“Lebih efektif memiliki kebijakan mendorong dialog daripada boikot yang hanya akan mengurangi efektivitas salah satu mitra kita dalam perang melawan terorisme,” sambungnya.

Baca juga : DKI Jakarta Kembali Perpanjang PSBB Transisi

Sejak 2015, Prancis telah menjual sejumlah besar persenjataan ke Mesir, termasuk dua kapal induk helikopter kelas Mistral buatan Prancis dan dua lusin jet tempur canggih Rafale.

Macron sebelumnya telah menyuarakan kekhawatirannya bahwa Mesir mungkin beralih ke China dan Rusia, jika tidak menerima dukungan yang memadai dari Eropa.

Sebelum pertemuan Macron dengan Presiden Sisi, ada 20 kelompok HAM Prancis dan internasional mengeluarkan pernyataan bersama yang mengutuk kemitraan strategis Prancis dengan Mesir.

“Mesir secara semena-mena menggunakan undang-undang kontraterorisme untuk menghapus upaya sah penegakan hak asasi manusia dan menekan semua perbedaan pendapat damai di negara itu,” kata pernyataan itu.

Baca juga : Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Mensos Menyerahkan Diri

Sejak mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2013, Presiden Sisi telah bertanggung jawab atas tindakan kekerasan besar-besaran, yang menargetkan tidak hanya pendukung Islamis dari pendahulunya yang dipilih lewat pemilu, Mohamed Mursi, tetapi juga aktivis pro-demokrasi.

Petisi Online

Tidak terima presidennya asal menjual senjata, sebuah petisi online yang menyerukan kontrol parlemen dan transparansi atas penjualan senjata Prancis pun muncul. Petisi ini, per Selasa pagi (8/12) telah ditandatangani oleh lebih dari 110.000 orang.

Diposting di situs web Amnesty International Prancis, petisi ini ditujukan kepada Macron, dan mempertanyakan kepatuhan Prancis terhadap Perjanjian Perdagangan Senjata (ATT).

Baca juga : Fokus Peningkatan Kapasitas, Pendamping Desa Tak Akan Ditambah

“Tuan Macron, kami menuntut transparansi dan kontrol atas penjualan senjata Prancis! ” bunyi narasi petisi tersebut.

Disclose, sebuah situs web investigasi mengumumkan, Pemerintah Prancis berencana melewati kendali parlemen atas penjualan senjata. Disclose mengklaim telah mendapatkan sebuah bukti berupa catatan pemerintah yang diklasifikasikan “pertahanan rahasia”.

“Catatan itu mengungkapkan oposisi yang kuat dan definitif dari pemerintah terhadap kendali parlemen atas penjualan senjata, khususnya untuk melindungi negara-negara pembeli,” cuit Amnesty France, dikutip kantor berita Turki, Anadolu, kemarin.

Pada 2017, Prancis menjual senjata senilai 1,4 miliar euro (Rp 24 triliun) ke Mesir, menempatkan Paris di atas AS sebagai pemasok senjata utama negara itu.  [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.