Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pendukungnya Lebih Brutal Dari Pendukung Prabowo

Trump Diketawain Se-Dunia

Jumat, 8 Januari 2021 07:44 WIB
Para pendukung Donald Trump mengepung Capitol Hill saat Kongres bersidang untuk mengukuhkan Joe Biden sebagai pemenang Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Para pendukung Donald Trump mengepung Capitol Hill saat Kongres bersidang untuk mengukuhkan Joe Biden sebagai pemenang Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusuh saat penetapan pemenang Pilpres 2020 di Amerika Serikat (AS) nyaris sama seperti yang terjadi usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Jokowi sebagai pemenang Pilpres 2019. Bedanya, pendukung Prabowo Subianto di sini tak sebrutal dan seanarkis yang dilakukan pendukung Donald Trump di AS. 

Pendukung Prabowo hanya bikin kerusuhan di Jalan Sudirman-MH Thamrin, Jakarta, mengacak-acak taman, dan melempar polisi. Sedangkan pendukung Trump nekat mengepung dan mengacak-acak Capitol Hill (Gedung DPR/MPR) di Washington. Atas aksi bejat pendukungnya ini, Trump dikewatain se-dunia.

Ketegangan di Washington sudah terasa sejak Selasa (5/1) atau sehari sebelum Kongres menggelar perhitungan suara untuk mengukuhkan kemenangan Joe Biden. Hari itu, Trump mengundang pendukungnya di seantaro Amerika agar datang ke Ibu Kota untuk mendengarkan pidatonya, sekaligus menentang pengesahan kemenangan Biden. Melihat gelagat tak baik, polisi langsung bergerak. Aparat keamanan ditambah, penjagaan ditingkatkan.   

Baca juga : Masuk Kabinet, Jokowi Berhasil Taklukkan Prabowo Dan Sandi

Situasi makin panas setelah Trump berpidato di The Ellipse, sebuah taman di dekat Gedung Putih, Rabu pagi (6/1). Ia mengompori massa dan menggiring mereka agar geser ke Capitol Hill. Di Capitol Hill, Majelis Kongres, yang terdiri atas anggota DPR dan Senat, menggelar sidang pengukuhan kemenangan Biden. "Saya tahu kalian akan ke Capitol Hill secara damai dan berusaha agar suaramu terdengar," kata Trump, agak sok bijak, saat mengakhiri pidatonya. 

Dari The Ellipse, massa lalu melakukan long march ke depan Capitol Hill. Jarak The Ellipse dengan Capitol Hill memang tak jauh. Tak sampai satu jam, massa sudah menyemut di depan Capitol Hill. Massa tiba di lokasi saat Kongres sedang melakukan perhitungan pemungutan suara. Acara yang dimulai pukul 1 siang itu, dipimpin Wakil Presiden Mike Pence. 

Di depan gedung, pendukung Trump awalnya hanya orasi. Namun, suasana kemudian memanas. Massa dorong-dorongan dengan petugas keamanan. Makin lama, massa semakin brutal. Polisi pun menggunakan gas air mata untuk mengusir mereka.

Baca juga : Peningkatan Indeks Literasi Harus Didukung Ketersediaan Buku

Sayang, usaha polisi tak membuahkan hasil. Massa justru semakin beringas. Menjelang sore, polisi mulai kewalahan. Situasi semakin kacau. Massa mendobrak penghalang besi yang dipasang di sepanjang kompleks Capitol Hill. 

Massa lalu merangsek ke dalam gedung. Sebagian menjebol pintu. Sebagian lagi memanjat dinding. Ada juga yang masuk lewat jendela. Semua mengarah ke Gedung Utama untuk menggagalkan proses perhitungan suara. Situasi tambah mencekam karena ada pendukung Trump yang membawa senjata. 

Sebagian massa sampai ke depan Ruang Sidang. Di sana, mereka menggedor-gedor pintu masuk untuk mengintimidasi peserta sidang. Kaca jendela dipecahkan. Dari dalam, petugas mencoba menahan pintu dengan lemari. Sebagian lagi menodongkan senjata, siap menembak. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.