Dark/Light Mode

Pendukungnya Lebih Brutal Dari Pendukung Prabowo

Trump Diketawain Se-Dunia

Jumat, 8 Januari 2021 07:44 WIB
Para pendukung Donald Trump mengepung Capitol Hill saat Kongres bersidang untuk mengukuhkan Joe Biden sebagai pemenang Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)
Para pendukung Donald Trump mengepung Capitol Hill saat Kongres bersidang untuk mengukuhkan Joe Biden sebagai pemenang Pilpres AS 2020. (Foto: AFP)

 Sebelumnya 
Foto-foto yang dirilis AFP merekam detik-detik saat massa merangsek Capitol Hill. Puluhan anggota Senat merunduk di bawah meja, menghindari pecahan kaca jendela yang dibobol. Ruang sidang utama berantakan. Satu pendukung Trump berhasil menerobos masuk Ruang Sidang melalui lantai atas.

Karena situasi ini, sidang terpaksa ditunda. Semua anggota Kongres terpaksa dievakuasi ke Pangkalan Angkatan Darat terdekat di Washington, Fort McNair.

Menjelang pukul 6 petang, polisi baru bisa menghalau massa dan mensterilkan gedung. Polisi tak segan menodongkan senjata ke sejumlah orang yang berupaya menerobos barikade. Tak ingin kecolongan, polisi langsung menerapkan jam malam. Tentara dari negara bagian terdekat Washington didatangkan untuk memperketat keamanan. 

Setelah situasi aman, Kongres melanjutkan sidang pada pukul 8 malam. Kali ini, sidang berjalan aman dan lancar. Di sidang ini, Biden dikukuhkan sebagai pemenang pemilu dan akan dilantik, 20 Januari nanti. 

Baca juga : Masuk Kabinet, Jokowi Berhasil Taklukkan Prabowo Dan Sandi

Akibat aksi ini, seorang perempuan tewas tertembak di bagian dada di halaman Capitol Hill. Tiga orang lainnya juga dilaporkan tewas. Sebanyak 53 orang ditangkap. 

Melihat aksi ini, Biden mengelus dada. Ia menyerukan pendukung Trump untuk mundur dan membuka jalan demokrasi. Ia juga meminta Trump segera bersikap, mengakhiri pengepungan tersebut. "Ini bukan protes, ini pemberontakan," kata Biden, dalam pidatonya, di Wilmington, Delaware. 

Bagaimana tanggapan Trump? Politisi Partai Republik ini akhirnya nyerah. "Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilihan, dan faktanya seperti itu, namun akan ada transisi secara tertib pada 20 Januari," ucapnya. 

Dihujat Dunia
Kerusuhan di Capitol Hill yang dilakukan pendukung Trump menjadi sorotan dunia. Berbagai media di Eropa memasang tajuk "kekacauan" dan "meledek" Trump. Sebab, penyerbuan ini jadi pertama sejak terakhir kali gedung pemerintahan tersebut diserbu tentara Inggris pada Agustus 1814.

Baca juga : Peningkatan Indeks Literasi Harus Didukung Ketersediaan Buku

Sederet mantan Presiden AS mengecam aksi brutal pendukung Trump itu. George W Bush, yang merupakan kolega Trump di Partai Republik, menyebut, aksi itu sebagai pemberontakan. Menurut dia, aksi ini terjadi lantaran perilaku sembrono beberapa pemimpin politik sejak pemilu dan kurangnya rasa hormat  ke institusi, tradisi, dan penegakan hukum.

Barack Obama menyebut kerusuhan ini akibat Trump yang sudah berbohong. "Ini aib besar bagi negara kita," kecamnya.

Bill Clinton menuding Trump sebagai pihak yang memicu kerusuhan. "Hari ini kami menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Capitol kami, konstitusi kami, dan negara kami," ujarnya.   

Para pemimpin dunia juga, ikut menyoroti kerusuhan ini. Presiden Prancis, Emmanuel Macron meledek dengan menyebut yang bikin rusuh bukan orang AS. “Apa yang terjadi di Washington bukanlah (representasi) orang Amerika," katanya.

Baca juga : Prabowo Ditinggalin Umat?

China juga meledek. Media pemerintah China, The Global Times, menyebut sebagai karma. The Global Times menyandingkan kerusuhan itu dengan aksi protes anti-pemerintah Hong Kong pada 2019 melalui sebuah gambar yang diunggah di Twitter. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.