Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menlu Kelompok G7 Dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa Kutuk Kekerasan Militer Di Myanmar

Selasa, 23 Februari 2021 22:51 WIB
Polisi membentengi massa pengunjuk rasa di Yangon, Myanmar, 9 Februari 2021 (Foto: AFP via Getty Images)
Polisi membentengi massa pengunjuk rasa di Yangon, Myanmar, 9 Februari 2021 (Foto: AFP via Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Kelompok G7 terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris Raya, dan Amerika Serikat serta Perwakilan Tinggi Uni Eropa dengan tegas mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar, terhadap aksi protes yang dilakukan secara damai.

Baca juga : 2 Demonstran Tewas, Facebook Hapus Laman Militer Myanmar

Mereka menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban dari aksi kekerasan ini. Militer dan polisi diminta menahan diri sepenuhnya, menghormati hak asasi manusia (HAM) dan hukum internasional. Penggunaan amunisi secara langsung terhadap orang yang tidak bersenjata tidak dapat diterima. Siapa pun yang menanggapi protes damai dengan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban.

Baca juga : Mensos Salurkan Bantuan Rp 443 Juta Untuk Korban Longsor Di Nganjuk

“Kami mengutuk intimidasi dan penindasan terhadap mereka yang menentang kudeta. Kami menyampaikan keprihatinan, menyusul aksi keras terhadap kebebasan berekspresi. Termasuk, melalui pemutusan internet dan perubahan kejam pada undang-undang yang menekan kebebasan berpendapat. Penargetan secara sistematis terhadap para pengunjuk rasa, dokter, masyarakat sipil, dan jurnalis harus dihentikan dan keadaan darurat harus dicabut. Kami terus menyerukan akses kemanusiaan penuh untuk menolong kelompok yang paling rentan," papar mereka, dalam keterangan yang dirilis Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, Selasa (23/2).

Baca juga : Kelompok Oposisi Dianggap Pakai Buzzer Juga Untuk Serang Pemerintah

“Kami bersama-sama mengutuk kudeta di Myanmar. Kami menyerukan lagi untuk pembebasan segera dan tanpa syarat mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Kami berdiri bersama rakyat Myanmar dalam perjuangan mereka untuk demokrasi dan kebebasan," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.