Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Aparat Makin Brutal, Korban Tewas Terus Bertambah
Dua Demonstran Tewas Ditembak Junta Militer
Senin, 1 Maret 2021 05:05 WIB
Sebelumnya
Hal senada dilontarkan aktivis pemuda, Esther Ze Naw. Menurutnya, rakyat berjuang mengatasi ketakutan yang telah mereka alami selama ini.
“Ketakutan hanya akan tumbuh jika warga terus menjalani hidup di bawah kekuasaan orang-orang yang menciptakan rasa takut,” katanya.
Dia menilai, junta mencoba terus menanamkan rasa takut dengan membuat masyarakat lari dan bersembunyi.
Baca juga : Termasuk Imam Masjid, 3 Orang Tewas Ditembak Di Ibu Kota Pakistan
“Kami tidak bisa lagi menerima itu,” tegasnya.
Insiden kekerasan aparat berlangsung setelah televisi pemerintah mengumumkan bahwa Utusan Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun dipecat junta karena dianggap pengkhianat. Moe Tun dicurigai mendukung pelengseran kekuasaan Junta. Namun, tudingan itu dibantah Moe Tun.
“Saya memutuskan untuk melawan, selama saya bisa,” kata Moe Tun, di New York, Amerika Serikat (AS).
Baca juga : Golkar Berikan Masker, Sembako, Dan Vitamin
Tom Andrews, Pelapor Khusus PBB mengatakan, dia salut dengan tindakan berani sang duta besar.
“Sudah waktunya bagi dunia untuk menjawab seruan berani itu dengan tindakan,” tegas Andrews.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya pada 1 Februari lalu. Junta menuduh ada kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD).
Baca juga : 2 Demonstran Tewas, Facebook Hapus Laman Militer Myanmar
Kudeta juga menghentikan langkah Myanmar menuju negara demokrasi, setelah hampir 50 tahun militer berkuasa di negara yang dahulu bernama Burma itu. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya