Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Protes Soal Xinjiang, China Blurkan Merek Produk Barat

Rabu, 7 April 2021 23:05 WIB
Tayangan para penari di acara Chuang 2021 yang pakai baju berlogo merek Barat sengaja diburamkan. (Foto Tencent)
Tayangan para penari di acara Chuang 2021 yang pakai baju berlogo merek Barat sengaja diburamkan. (Foto Tencent)

RM.id  Rakyat Merdeka - China tengah mengkampanyekan kapas yang dihasilkan di Daerah Otonomi Xinjiang di tengah mencuatnya tudingan bahwa Negeri Tirai Bambu itu telah menganiaya Muslim Uighur. Gerakan ini disosialisasikan televisi China dengan cara logo-logo pakaian produk Barat diburamkan atau diblurkan. 

Dilansir BBC, Rabu (7/4/2021) pemburaman gambar itu menyebabkan beberapa siaran jadi tertunda, karena para editor pasca-produksi harus menyensor tayangan logo merek Barat, mulai dari kaos hingga sepatu.

Para peritel Barat belakangan ini tengah diserang Negeri Komunis itu setelah mereka menyatakan prihatin atas dugaan bahwa warga minoritas Muslim Uighur dipaksa  bekerja di produksi kapas. Beijing membantah dugaan itu.

Seiring dengan tudingan Barat itu, beberapa hari terakhir, banyak merek asal negara-negara Barat yang menghadapi serangan boikot. Kemarahan publik China pun dilontarkan secara daring (online). Tak hanya itu, para selebriti putus kontrak dengan merek-merek Barat.

Baca juga : Ngecek Harga Sembako, Mendag Blusukan Ke Pasar Induk Kramat Jati

Beberapa episode tayangan hiburan populer Sisters Who Make Waves terpaksa menyiarkan para penyanyi dan bintang film seolah-olah sedang berjalan di atas awan, padahal sepatu mereka yang menampilkan merek buatan Barat sengaja diburamkan.

Pemburaman itu juga melanda acara populer lainnya, yaitu Chuang 2021, saat para kontestan mengenakan pakaian yang menunjukkan merek asal Barat. Salah satu penyensoran yang paling menantang adalah program kontes "Muda bersama Anda", karena melibatkan banyak kontestan sehingga harus diburamkan satu per satu bila ada yang mengenakan busana hingga sepatu dengan logo buatan Barat.

Sebelumnya, perusahaan produksi siaran tersebut, iQiyi, mengeluarkan pengumuman pada 25 Maret lalu bahwa episode yang akan datang terpaksa ditunda tanpa memberi alasan. Dua hari kemudian, para pemirsa melihat tanda-tanda buram pada merek-merek di baju yang dikenakan lebih dari 50 orang di tayangan itu.

Kampanye itu kemudian menjadi lelucon di media sosial. Warganet mengaku kasihan kepada para tenaga pasca-produksi siaran-siaran televisi itu karena harus teliti menyensor logo-logo Barat itu. "Mereka pasti kerja keras. Saya nggak yakin mereka belakangan ini punya cukup waktu buat tidur," dilansir BBC.

Baca juga : HUT ke-120, Pegadaian Kenalkan Fitur Produk Baru

Apa yang melatari penyensoran ini?

Polemik kapas Xinjiang muncul setelah AS dan negara-negara Barat lainnya menekan China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di provinsi yang terletak di barat laut negeri Tembok Besar itu.

Kampanye mendukung kapas Xinjiang muncul Maret lalu saat media-media massa pemerintah China dan para warganet menyerang merek H&M yang tahun lalu menyatakan prihatin soal dugaan warga Uighur jadi pekerja paksa atas produksi kapas di wilayah itu.

Kemarahan juga menyebar ke merek-merek Barat lainnya setelah diketahui melontarkan sikap serupa. Penjualan merek-merek tersebut pun langsung diblokir di platform-platform toko online China. Merek-merek lain yang juga kena getahnya, antara lain Nike, Adidas, dan Puma.

Baca juga : Ekspor Sarang Burung Walet Jangan Terhambat Prosedur

Produsen merek-merek itu diketahui tergabung dalam Better Cotton Initiative (BCI), yaitu kelompok nirlaba yang mengkampanyekan produksi kapas secara berkelanjutan. Kelompok itu Oktober tahun lalu menyatakan telah menghentikan operasinya di Xinjiang, begitu pula atas perizinan kapas buatan wilayah itu, dengan mengutip dugaan soal tenaga kerja paksa.

Desember tahun lalu BBC mempublikasikan investigasi berbasis riset yang menunjukkan China memaksa ratusan ribu warga minoritas, termasuk Uighur, untuk bekerja di ladang-ladang kapas Xinjiang.[MEL]

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.