Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Paling Lambat 11 September, Biden Tarik Seluruh Pasukan AS Dari Afghanistan

Rabu, 14 April 2021 06:32 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: Getty Images)
Presiden AS Joe Biden (Foto: Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden AS Joe Biden berencana menarik mundur pasukannya dari Afghanistan, yang saat ini tinggal 2.500 personel, selambatnya tanggal 11 September 2021. Tepat 20 tahun serangan Al Qaeda, yang memicu perang AS terlama.

Rencana penarikan mundur itu praktis melewati deadline 1 Mei, yang sebelumnya telah disepakati pendahulunya: Donald Trump, dengan pihak Taliban.

Para pemberontak mengancam akan melanjutkan permusuhan terhadap pasukan asing jika tenggat waktu itu terlewat. Namun, Biden masih akan menetapkan tanggal penarikan jangka pendek, yang dapat meredakan kekhawatiran Taliban.

"Penarikan akan dimulai sebelum 1 Mei, dan bisa selesai jauh sebelum batas waktu 11 September. Secara signifikan, ini tidak akan tunduk pada kondisi lebih lanjut, termasuk keamanan atau hak asasi manusia (HAM)," ungkap pejabat senior pemerintahan Biden, seperti dilansir Reuters.

Baca juga : Kabar Gembira, Penyintas Covid Tak Perlu Tunggu 3 Bulan Untuk Divaksin

Sumber lain mengungkap, Menteri Luar Negeri Anthony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berencana mendiskusikan keputusan ini dengan para sekutu NATO di Brussels, Rabu (14/4).

Keputusan Biden menunjukkan, kehadiran militer AS tak lagi menentukan dalam mencapai perdamaian abadi di Afghanistan. Ini merupakan asumsi inti Pentagon, yang telah lama mendukung penempatan pasukan Amerika di negara tersebut.

"Tak ada solusi militer untuk masalah yang mengganggu Afghanistan. Kami akan fokus pada segenap upaya, untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung," kata pejabat senior pemerintahan itu.

Laporan intelijen yang dikirim ke Kongres menyebut, Kabul terus menghadapi kemunduran di medan perang. Taliban yakin, pihaknya dapat mencapai kemenangan militer.

Baca juga : 27 Anggota Taliban Tewas dalam Operasi Pasukan Afghanistan

Masih belum jelas, apakah langkah Biden ini akan berdampak pada pertemuan puncak 10 hari di Istanbul pada 24 April mendatang, yang akan membahas soal Afghanistan serta menyertakan PBB dan Qatar.

Namun Taliban telah menegaskan, pihaknya tidak akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut, sampai semua pasukan asing meninggalkan negara tersebut.

Tenggat 1 Mei yang sebelumnya disepakati Presiden ke-45 AS Donald Trump, dipastikan sulit terlaksana. Mengingat kurangnya persiapan untuk memastikan hal tersebut dilakukan dengan aman dan bertanggung jawab.

Para pejabat AS juga menyalahkan Taliban, karena gagal memenuhi komitmen untuk mengurangi kekerasan. AS juga kerap mengingatkan Taliban, terkait hubungan dekatnya dengan Al Qaeda.

Baca juga : Pemerintah Ajukan Syarat Pengeboran Migas

Hubungan itulah yang kemudian memicu intervensi militer AS, buntut serangan Al Qaeda pada tanggal 11 September 2021. Ketika itu, 3.000 orang dinyatakan tewas, setelah para pembajak menabrakkan pesawat ke World Trade Center di New York City dan Pentagon di luar Washington.

Saat ini, Pemerintahan Biden mengatakan al Qaeda tidak menjadi ancaman bagi AS. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.